Lifestyle
Selasa, 2 Oktober 2012 - 22:15 WIB

Rumah Turi Sabet Asean Energy Award 2012

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kebun vertikal berupa tanaman dalam pot serta kebun sayuran di lantai II. Rumah Turi di Turisari, Solo, Selaras dengan alam. (Foto: Dokumentasi)

Interior ruangan berupa rak terbuat dari kayu sisa produksi perusahaan furnitur.
Rumah Turi di Turisari, Solo, Selaras dengan alam. (Foto: Dokumentasi)

Jendela kaca dibikin lebar dan bersinggungan langsung dengan udara terbuka.
Rumah Turi di Turisari, Solo, Selaras dengan alam. (Foto: Dokumentasi)
Advertisement
Kebun vertikal berupa tanaman dalam pot serta kebun sayuran di lantai II.
Rumah Turi di Turisari, Solo, Selaras dengan alam. (Foto: Dokumentasi)

SOLO—Salah satu properti hotel di Kota Solo berhasil menyabet penghargaan bergengsi tingkat Asean yaitu Asean Energy Award 2012 untuk kategori The Best Tropical Building. Penyerahan penghargaan telah diberikan 12 September lalu di Phnomphen, Kamboja.

Sales Marketing Manager Rumah Turi, Yuliastuti Kartikasari, Selasa (2/10/2012), menyampaikan keikutsertaan Rumah Turi ditingkat Asean itu merujuk pada hasil penilaian Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang menunjuk Rumah Turi sebagai satu kandidat untuk maju ke kompetisi tingkat Asean.

Advertisement

Dia menyebutkan, tropical builing mengacu pada beberapa indikator terutama terkait penggunaan energi dan pemanfaatan material di hotel tersebut.

Tim Arsitek Rumah Turi, Dian Ariffianto Budi Susilo menyampaikan penghargaan ini diawali dengan kegiatan penilaian detail terkait penggunaan material hotel, penggunaan air, energi listrik dan sebagainya yang muaranya pada upaya hemat energi.

Untuk listrik misalnya, Dian menjelaskan, lampu di Rumah Turi semuanya menggunakan lampu LED. Khusus di restoran, ada ratusan bohlam kecil yang dipasang merata di seluruh atap. “Bohlam bekas, yang kami pasangi lampu LED. Penggunaan LED ini bisa menghemat listrik hingga 40%,” kata Dian, saat ditemui Espos, di Rumah Turi, Selasa (2/10). Rumah Turi juga memanfaatkan energi matahari untuk pemanas air.

Advertisement

Kemudian, lanjut Dian, Rumah Turi memanfaatkan air daur ulang untuk membuat air terjun yang berfungsi membentuk suasana dan menambah oksigen di lingkungan hotel. Selain itu, air daur ulang juga dimanfaatkan untuk membuat hujan buatan. Hujan buatan ini juga untuk mengatur suhu di lingkungan hotel.

“Air kami daur ulang dengan filter alami.” Air sisa yang sudah diolah dalam biofill (alat yang berfungsi mengubah kotoran menjadi air) dialirkan ke sebuah kolam yang penuh dengan lapisan ijuk, kerikir pasir sebagai penjernih air. Dalam kolam tersebut juga ada tanaman akar wangi yang fungsinya menyerap logam berat. “Setelah itu, ada proses airasi.  Proses ini terjadi terus menerus, dan akhirnya air bisa dimanfaatkan sebagai air terjun yang bisa mempercantik suasana dan menambah oksigen.”

Mengenai penggunaan material, Dian mengatakan mebeler dan parquete di hotel tersebut banyak memakai kayu sisa produksi, bongkaran bangunan bahkan bekas bantalan rel. Konstruksi bangunan juga pakai kayu dan sangat sederhana. Kemudian, cat dinding memakai batu bata dan genteng yang dihaluskan. “Kalau pakai cat biasa, sudah otomatis setiap tahun harus dicat ulang. Tapi kalau ini, sudah empat tahun tidak dicat ulang.”

Yuliati menambahkan, ada kemungkinan tahun depan Rumah Turi ikut ajang kompetisi yang sama tapi untuk properti yang lain. “Bisa Rempah Rumah Karya atau Griyo Tawang.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif