Entertainment
Senin, 1 Oktober 2012 - 06:04 WIB

SIPA 2012: Teater Tetas Berharap Pesan Tersampaikan

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemain Teater Tetas dari Jakarta sedang berlatih di joglo Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Sabtu (29/9/2012). Teater Tetas akan tampil pada ajang Solo International Performing Art (SIPA) 2012, di Pamedan Mangkunegaran, Minggu (30/9/2012). (Nadhiroh/JIBI/SOLOPOS)

Pemain Teater Tetas dari Jakarta sedang berlatih di joglo Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Sabtu (29/9/2012). Teater Tetas akan tampil pada ajang Solo International Performing Arts (SIPA) 2012, di Pamedan Mangkunegaran, Minggu (30/9/2012). (Nadhiroh/JIBI/SOLOPOS)

Solo International Performing Arts (SIPA) 2012 yang berlangsung sejak Jumat (28/9/2012) di Pamedan Mangkunegaran akan berakhir Minggu (30/9) malam. Public Relation SIPA 2012, Fauzan Natsir, menuturkan pada hari ketiga perhelatan SIPA 2012, bakal dimeriahkan Mugi Dance (Solo), Bantus Capoeira (Brazilia), Teater Tetas (Jakarta), Carel Kraayenhof (Belanda) dan Suvarnabhumi (Yogyakarta).

Advertisement

“Hari ini [Sabtu] belum semuanya datang. Ada sebagian yang sudah datang dan sebagian lagi baru datang besok [hari ini],” ujar Fauzan saat ditemui Solopos.com, di Pamedan Mangkunegaran, Sabtu (29/9/2012).

Salah satu penampil yang sudah mulai berlatih pada Sabtu (29/9/2012) adalah Teater Tetas. Dengan memanfaatkan joglo Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), pemain yang bergabung di Teater Tetas serius berlatih.

Setelah istirahat makan siang, sekitar pukul 14.30 WIB, Adi Nugroho, Melkyor Haliwidodo, Mariyo Sunyroh, Didi Hasyim, Harris Syaus, Hari Prasetyo dan Meyke Vierna kembali melanjutkan latihan.

Advertisement

Teater Tetas adalah salah satu teater kontemporer yang didirikan pada tahun 1978 oleh sejumlah aktivis di Gelanggang Remaja Bulungan, Jakarta, dengan sutradara almarhum Ags Arya Dipayana. Dikenal sebagai kelompok yang kerap menggunakan bahasa tubuh, Teater Tetas acapkali berangkat menyusun pertunjukannya dengan mengadaptasi kisah-kisah Mahabharata.

Teater Tetas mempersiapkan konsep pertunjukan yang disesuaikan dengan tema yang diusung SIPA 2012, Go Green Save Our World Better Future. Harris berharap pesan-pesan yang disuguhkan Teater Tetas dan penampil lainnya di SIPA 2012 bisa tersampaikan kepada penonton sehingga ada kepedulian yang lebih besar terhadap lingkungan.

“Berdasarkan cerita Ramayana, kami akan menampilkan Tambak Segara. Kaitannya dengan lingkungan, apakah kita harus mengorbankan sesuatu yang manfaatnya lebih besar untuk anak cucu dan generasi penerus,” kata Harris yang memerankan tokoh Rama.

Advertisement

Dia mencontohkan banyak pembangunan gedung bertingkat dan mal yang tidak memperhatikan tata ruang kota dan menggusur ruang publik. Melalui tema SIPA 2012 menjadi ajang menyampaikan kritik dan pesan betapa pentingnya peduli lingkungan untuk masa depan yang lebih baik.

Tambak Segara  menceritakan Sinta yang diculik Rahwana. Lalu bertahun-tahun menakar kesetiannya sendiri Rama membangun tambak, jembatan yang acap runtuh digetaskan oleh curiga. Berabad-abad, berdua mereka terkepung oleh—dulu Raja Alengka—kini julang gedung-gedung berdinding kaca. Rahwana mati, Sinta kehilangan penculik, Rama kehilangan musuh, lalu kisah pun mulai dijejakkan di tanah.

“Cerita yang kami ambil basicnya cerita wayang. Tapi, kami tidak pernah menggunakan kostum wayang orang karena kami bukan wayang orang,” kata Meyke Vierna atau Keke yang memainkan sosok Sinta.

Teater Tetas baru kali ini bakal tampil di ajang SIPA. Harris berharap SIPA menjadi agenda rutin. “SIPA pasti punya visi dan misi mau menularkan apa. Kalau tidak rutin digelar maka tidak akan membekas [pesan yang akan disampaikan],” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif