Soloraya
Jumat, 28 September 2012 - 04:59 WIB

POLUSI OVEN TEMBAKAU: Keluhan Warga Dinilai Bermotif Konflik Pribadi

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Asap dari oven tembakau yang dikeluhkan warga Jembungan, Banyudono, Boyolali. (JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

Asap dari oven tembakau yang dikeluhkan warga Jembungan, Banyudono, Boyolali. (JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

BOYOLALI — Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Boyolali bereaksi setelah warga mengeluhkan polusi oven tembakau di Desa Jembungan, Banyudono, Boyolali. APTI menilai keluhan warga tersebut didasari faktor dendam pribadi.
Advertisement

Hal itu disampaikan Penasihat APTI Boyolali, Tulus Budiyono kepada Solopos.com. Tulus menjamin semua pengusaha oven tembakau, atau dikenal dengan istilah asepan, telah mengantongi izin dari dinas terkait pada Pemkab Boyolali. Dari itu, lanjut dia, praktis pengusaha oven tembakau juga memiliki izin ganguan lingkungan (HO). “Sebelum terbit izin usaha ka nada HO. Kami menjamin pengusaha oven di Boyolali telah memiliki itu,” tegas Tulus.

Tulus mengaku telah menghimpun informasi dari lapangan terkait keluhan itu. Informasi yang diterimanya, menyebut, permasalahan itu muncul karena dendam pribadi. Mendasari analisanya itu, Tulus menilai tak logis asap menggangu warga. Pasalnya, rumah asepan lazimnya dikelilingi dinding tinggi dan asap diarahkan ke atas. “[Masalah] itu karena dendam pribadi bukan proses asepan,” terangnya.

Dia menjelaskan kemungkinan berikutnya polusi muncul dari limbah asepan, yakni sisa bahan baku oven. Namun, dia mengatakan limbah seperti itu diambil pengusaha dari pegunungan sebagai bahan penyampur pupuk. Meskipun demikian, Tulus berjanji mempelajari lebih dalam potensi gangguan polusi rumah-rumah asepan. “Limbah sekalipun, seperti asepan saya, sudah ditunggui orang pegunungan sesaat setelah proses oven selesai. Tapi kami akan pelajari lebih dalam. Jika ada keluhan akan menjadi koreksi kami dan dalam kesempatan ke depan kami akan sosialisasikan prosedur pengolahan,” tukasnya.

Advertisement

Terlepas dari itu, Tulus meminta publik menelaah masalah tersebut secara utuh. Dia mengutarakan usaha asepan memiliki jaringan ekonomi yang saling terkait. “Usaha itu ada tentu untuk menambah ekonomi rakyat dari tembakau. Banyak warga yang mendambakan memperoleh hasil dari sana,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif