Jogja
Selasa, 25 September 2012 - 15:40 WIB

Kurang Dukungan, Terapi Gizi Buruk di Kulonprogo Tak Maksimal

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para balita yang mengikuti program Terapatic Feeding Center (TFC) di Puskesmas Galur II rentan terkena gizi buruk setelah menyelesaikan program pendampingan tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya dukungan lintas sektoral. Foto diambil Selasa (25/9) (JIBI/Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

Para balita yang mengikuti program Terapatic Feeding Center (TFC) di Puskesmas Galur II rentan terkena gizi buruk setelah menyelesaikan program pendampingan tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya dukungan lintas sektoral. Foto diambil Selasa (25/9) (JIBI/Harian Jogja/MG Noviarizal Fernandez)

KULONPROGO—Program Therapatic Feeding Center (TFC) atau rumah pemulihan gizi di Puskesmas Galur II kurang mendapatkan dukungan lintas sektor. Alhasil, pascaterapi peserta kembali rentan terkena gizi buruk.

Advertisement

Maria Ulfah, salah seorang dokter pendamping, mengungkapkan, setelah berjalan sejak akhir Mei silam, rumah pemulihan gizi tersebut sudah melakukan pendampingan terhadap 17 balita beserta orangtuanya. “Kalau untuk balita kami berikan berbagai makanan tambahan, vitamin dan sebagainya. Kalau orangtua, kami berikan pemahaman tentang pola asuh,” ungkapnya, Selasa (25/9).

Meski demikian, menurutnya program pemulihan gizi balita tersebut tidak akan ada artinya, jika tidak mendapat dukungan lintas sektoral dari pemangku kepentingan lain. Fakta yang ditemui, kata dia, ada balita yang setelah mengikuti program tersebut kualitas gizinya dinyatakan membaik sehingga diperbolehkan untuk tidak mengikuti program tersebut.

Akan tetapi, setelah sampai di rumah, karena tidak mendapatkan dukungan lintas sektoral, akhirnya bobot gizi sang balita kembali turun.

Advertisement

“Misalnya setelah selesai di sini [TFC] dan kembali ke rumah, ada instansi seperti Dinas Sosial yang mengadakan program pemberian makanan tambahan sehingga kualitas gizi bisa terjaga. Persoalan ini kan tidak hanya urusan kesehatan tapi juga kompleks karena berhubungan dengan kesejahteraan,” jelas Ulfah.

Selain itu, ada juga kendala fasilitas termasuk ruang TFC yang dianggap tidak representatif. Menurut Ulfah yang didampingi petugas gizi, Ani Maryati, sebaiknya ada ruang khusus untuk makan sehingga para balita dibiasakan makan di ruang tersebut. “Sekarang ini mereka sambil makan, sambil main-main di luar, kan terbuang energinya, jadi kurang bagus juga,” lanjutnya.

Pengoperasian TFC yang menggunakan bekas rumah dinas di kompleks Puskesmas Galur II tersebut didanai APBD Provinsi DIY 2012 sebesar Rp102 juta. Program itu diharapkan bisa menjadi solusi dari persoalan gizi buruk di Kulonprogo.(ali)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif