Soloraya
Selasa, 25 September 2012 - 14:30 WIB

AIR DIDUGA TERCEMAR LIMBAH CENGKEH: Warga Sukorejo Tak Berani Gunakan Air

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga RT 001/RW 003, Dukuh Sukorejo-Mranggen, Desa Sukorame, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali Surati, 46, mengambil air dari tandon air miliknya. Selama dua pekan terakhir Surati tak berani menggunakan air tersebut lantaran berubah warna menjadi kemerahan dan berbau. (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS

Warga RT 001/RW 003, Dukuh Sukorejo-Mranggen, Desa Sukorame, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Surati, 46, mengambil air dari tandon air miliknya.Ia tak berani menggunakan air tersebut lantaran berubah warna menjadi kemerahan dan berbau. (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS

BOYOLALI–Sekitar dua pekan terakhir, sejumlah warga RW 003, Dukuh Sukorejo Mranggen, Desa Sukorame, Kecamatan Musuk,  Boyolali tak berani menggunakan air yang bersumber dari sungai yang berada di wilayah Dukuh Karanglo-Dukuh Tampir, Desa Musuk untuk keperluan konsumsi.

Advertisement

Sebab air yang biasa digunakan warga untuk kebutuhan hidup sehari-hari, belakangan berubah warna menjadi kemerahan dan berbau cengkeh. Diduga, sumber air itu tercemar limbah penyulingan daun cengkeh.

“Sudah dua pekan ini airnya jadi berwarna kemerahan. Tapi parah-parahnya ya sepekan terakhir ini. Kalau biasanya saya menggunakan air itu untuk minum atau memasak, sejak berubah warna dan berbau itu saya tidak berani. Paling hanya saya pakai untuk mencuci. Sementara untuk konsumsi, saya pakai air dari sumur,” tutur salah seorang warga RT 001/RW 003, Dukuh Sukorejo-Mranggen, Surati, 46, Selasa (25/9/2012).

Surati ketika ditemui wartawan di rumahnya mengakui warga RW 003, yang terdiri dari sekitar 350 kepala keluarga (KK) di tujuh wilayah RT, ikut memanfaatkan sumber air dari sungai di wilayah Dukuh Karanglo-Dukuh Tampir, Desa Musuk, untuk mendapatkan air bersih, di samping dari sumur dan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Advertisement

Belum Terima Laporan

Hal senada dikemukakan warga lainnya, Jumani Fauzan, 35. Menurut Jumani, bau yang tercium dari air seperti bau cengkeh. “Ya kalau dari baunya seperti bau cengkeh. Kemungkinan sungainya tercemar limbah penyulingan daun cengkeh,” katanya.

Sementara itu Kepala Desa (Kades) Sukorame, Marjito saat dihubungi melalui ponselnya, mengaku belum mendapatkan laporan dari warga terkait hal itu. Pihaknya berjanji akan segera mengecek ke lokasi. Jika benar itu karena limbah cengkeh, menurut Marjito, pihaknya harus berkoordinasi terlebih dulu dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Musuk. Hal itu mengingat sumber air yang ikut dimanfaatkan warga di wilayahnya, berada di wilayah Desa Musuk.

Advertisement

“Tentunya kami juga tidak bisa gegabah mengambil tindakan. Sebelumnya akan kami komunikasikan dan koordinasikan dulu dengan Pemdes Musuk karena sumber airnya berada di wilayah Musuk,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif