Jogja
Jumat, 21 September 2012 - 15:35 WIB

PENETAPAN GUBERNUR DIY: Jadi Korban Salah Tangkap, Wartawan Nyaris Dimassa

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA — Proses penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di DPRD DIY, Jumat (21/9), kembali diwarnai kericuhan. Kontributor salah satu portal berita nasional, Erick Tanjung menjadi korban salah tangkap petugas kemanan saat akan masuk meliput Rapat Paripurna DPRD DIY.

Sebelum memasuki ruang, Erick beserta wartawan lainnya berada di depan pintu samping Utara DPRD DIY menunggu lagu kebangsaan Indonesia Raya sebagai pembuka paripurna selesai dinyanyikan. Setelah lagu berakhir, wartawan memasuki ruang paripurna melalui pintu tersebut. Namun hanya Erick yang dicegat petugas keamanan DPRD.

Advertisement

Alasannya petugas kemanan tersebut, Erick tak memakai kartu tanda pengenal dari DPRD. Padahal wartawan lainnya juga tak memerlukan kartu tersebut. Selama ini wartawan bebas untuk memasuki ruangan sidang.

“Katanya harus ngasih id card dari DPRD,” tutur Erick.

Lantaran tak dapat memberikan id card tersebut, pintu langsung ditutup dan Erick yang mencoba melawan dengan memberikan kejelesan mengenai identitas kewartawanannya langsung ditarik petugas keamanan. Beberapa anggota Sekber Kestimewaan pun ikut mengerumuninya dan hendak menghakiminya. Suasana yang terlanjur panas membuat Erick tak sempat mengeluarkan kartu pers yang disimpannya dalam saku.

Advertisement

Erick lalu diamankan ke pos satpam. Tapi karena berulangkali mengaku sebagai wartawan, Erick kemudian dibawa ke press room DPRD DIY oleh anggota Sekber. Situasi di depan press room pun menjadi panas. Sejumlah wartawan yang berada di dalam langsung menutup pintu press room.

“Saya kecewa. Ini arogansi, saya sampai di-eret-eret,” keluh Erick.

Kiyudo, salah satu pendukung keistimewaan mengatakan, kejadian hal tersebut hanya salah paham saja. Menurut dia, massa sempat mengerumuninya karena Erick tak mengalungkan kartu pers.

Advertisement

Pagi tadi, Forum Aliansi Pejuang Islam berunjuk rasa di DPRD DIY. Mereka meminta pengusutan dugaan ijazah palsu Paku Alam IX. Demonstrasi sempat ricuh karena mereka dilarang masuk oleh anggota Sekber Keistimewaan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif