Soloraya
Kamis, 20 September 2012 - 16:23 WIB

82 Siswa dan Guru Keracunan Massal

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dok)

BOYOLALI — Keracunan massal terjadi di wilayah Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Kejadian itu dialami 82 siswa dan guru SDIT Muhammadiyah (PK), setelah mengkonsumsi snack yang dipesan pihak sekolah dari katering Robikah, warga setempat. Diduga, penyebab keracunan berasal dari susu kedelai yang mereka minum.

Advertisement

Informasi yang dihimpun dari Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Syamsudin, Kamis (20/9/2012), peristiwa itu terjadi Rabu (19/9/2012), sekitar pukul 09.30 WIB, setelah pihak sekolah memberikan snack berupa mi goreng dan susu kedelai kepada siswa, guru dan karyawan sekolah.

Tercatat, ada 206 siswa, 35 guru dan staf di sekolah tersebut. Tak berselang lama setelah sebagian besar siswa menyantap snack, banyak siswa mengeluh kepalanya pusing, perut terasa mual dan panas. Saat itu, pihak sekolah sempat berupaya memberikan penanganan dengan memberi minum air kelapa muda.

Advertisement

Tercatat, ada 206 siswa, 35 guru dan staf di sekolah tersebut. Tak berselang lama setelah sebagian besar siswa menyantap snack, banyak siswa mengeluh kepalanya pusing, perut terasa mual dan panas. Saat itu, pihak sekolah sempat berupaya memberikan penanganan dengan memberi minum air kelapa muda.

Namun ternyata keluhan itu tak kunjung berkurang, hingga akhirnya mereka dilarikan ke Puskesmas 1 Ampel untuk penanganan lebih lanjut. Semula jumlah korban yang dirawat di Puskesmas 1 Ampel hanya 77 siswa. Namun hingga Kamis pagi, korban lainnya menyusul hingga jumlahnya mencapai 82 orang, di antaranya guru yang diketahui juga keracunan. Untunglah, keracunan yang dialami korban tergolong keracunan ringan hingga mereka diperbolehkan pulang setelah diberi norit dan beberapa obat lainnya.

”Menindaklanjuti kasus tersebut, pagi ini kami menerjunkan tim dari P3PL [Pencegahan, Penanggulangan, Penyakit dan Penyehatan Lingkungan] dan Labkesda [Laboratorium Kesehatan Daerah] untuk melakukan investigasi PE [penyelidikan epidemiologi]. Bahkan dari Dinkes Provinsi Jateng tadi [kemarin] juga turun,” terang Syamsudin ketika ditemui wartawan di kantornya, Kamis.

Advertisement

Kabid P3PL Dinkes, Achmad Muzzayin menjelaskan hasil penelusuran tim, snack yang diberikan pihak sekolah kepada para siswa dipesan dari katering Robikah yang ditunjuk oleh pihak yayasan.

“Karena dua hari terakhir ini suaminya akan berangkat haji dan kemungkinan tidak sempat memasak, pemilik katering pun memesan susu kedelai dari pihak lain,” terang Achmad.

Menurut keterangan dari sejumlah siswa dan guru, lanjut Achmad, diketahui sebagian dari mereka sempat merasakan susu kedelai tersebut agak masam dan sebagian sudah terlihat pecah santannya.

Advertisement

”Jadi diduga ada sebagian susu kedelai itu yang sudah basi,” ungkapnya.

Achmad menambahkan pihaknya juga telah mendatangi produsen susu kedelai tersebut, yaitu Sadewo yang berlokasi di Ampel. Namun dari pemeriksaan petugas, diketahui dari produsen sudah memproduksi susu kedelai itu sesuai standar.

”Mereka juga sudah mengantongi izin IRT [industri rumah tangga]. Dan mereka berani menjamin, umur produksi susu kedelai yang diproduksinya hanya untuk satu hari,” terangnya.

Advertisement

Dari penelusuran itu pula, diduga penyebabnya ada di tingkat distributor. “Kemungkinan pihak distributor karena mendapat pesanan banyak dan mendadak, sehingga tercampur dengan susu yang harusnya sudah diretur. Tadi ketika kami konfirmasi dengan pihak sekolah, dari distributornya sudah meminta maaf kepada pihak sekolah,” imbuhnya.

Syamsudin menambahkan sampel susu kedelai sudah dibawa tim Dinkes Provinsi Jateng untuk diteliti lebih lanjut. “Tapi kami belum bisa menyimpulkan penyebab keracunan, apakah karena bakteri atau kuman, atau karena susunya sudah basi,” pungkasnya.

Advertisement
Kata Kunci : 82 Siswa Guru Keracunan Massal
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif