Pilkada
Rabu, 19 September 2012 - 15:52 WIB

PILGUB JAKARTA: Jika Isu SARA Terus Menguat, Keunggulan Jokowi-Ahok Terancam

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga melintas di dekat mural yang ditempel di dinding jembatan DUkuh Atas, Jakarta, Rabu (19/9/2012). Mural tersebut berisi pesan perdamain bagi kedua calon gubernur yang akan bertarung pada putaran ke 2 Pilkada DKI Jakarta, Kamis (20/9/2012). (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Seorang warga melintas di dekat mural yang ditempel di dinding jembatan DUkuh Atas, Jakarta, Rabu (19/9/2012). Mural tersebut berisi pesan perdamain bagi kedua calon gubernur yang akan bertarung pada putaran ke 2 Pilkada DKI Jakarta, Kamis (20/9/2012). (JIBI/SOLOPOS/Antara)

JAKARTA – Lembaga Survei Riset dan Kebijakan Otonomi Daerah (Rekode) menyebutkan meski hingga H-9 pemilihan kepala daerah DKI Jakarta posisi pasangan Jokowi-Ahok unggul 20% dari pasangan Foke-Nara, namun keadaan bisa berubah kalau isu SARA terus menguat.
Advertisement

Demikian dikemukakan oleh anggota Fraksi PDIP Dolfie Palit saat menyampaikan hasil survei tersebut di Gedung DPR, Rabu (19/9/2012). Rekode melakukan survei terhadap penduduk DKI Jakarta yang punya hak pilih dengan jumlah responden sebanyak 400 responden di 44 kelurahan dengan tingkat margin error kurang lebih 4,9%.

Menurutnya, ketika ditanya pasangan mana yang akan dipilih pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta, pasangan Jokowi-Ahok unggul 20% dibandingkan pasangan Foke-Nara. Namun ketika ditanya apakah perbedaan agama menjadi pertimbangan untuk menentukan siapa yang dipilih, 27% dari responden mengakuinya.

“Kita mewaspadai adanya isu SARA. Sebab 27% pemilih di Jakarta terganggu dengan isu SARA. Bila isu SARA itu tinggi, keadaan bisa berubah dan pasangan Jokowi-Ahok akan kalah,” kata Dolfie saat mempresentasikan hasil survei tersebut. Terkait konidisi itu, dia berharap pemilih akan datang 100% besok, 20 September sehingga hasil survei akan konsisten.

Advertisement

Dia memperkirakan bila 28% saja pemilih tidak datang maka sedikit banyak keadaan itu mempengaruhi perubahan perolehan suara. Sedangkan berdasarkan hasil survei itu, tingkat partisipasi calon pemilih berkisar antara 59%-80%. Terkait proyeksi suara dari putaran pertama ke putaran kedua, survei itu menye butkan 11% mereka yang sebelumnya memilih Foke-Nara belum menentukan pilihannya. Sedangkan untuk pasangan Jokowi-Ahok terdapat 10% yang belum menentukan pilihan pada putaran kedua.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif