Jogja
Minggu, 16 September 2012 - 10:51 WIB

INSPIRASI RUMAH: Gaya Klasik Jawa Ala Pelem Golek

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bangunan di Pelem Golek (JIBI/Harian Jogja/Tri Wahyu Utami)

Salah satu bangunan di Pelem Golek (JIBI/Harian Jogja/Tri Wahyu Utami)

Dari jalan raya, Pondok Makan Pelem Golek tampak bangunan limasan biasa. Setelah masuk, bagaikan rumah sendiri dengan halaman belakang luas penuh taman nan sejuk. Konsep rumahan klasik Jawa begitu menonjol, tanpa merombak kontur tanah sebenarnya.

Advertisement

Seperti namanya, tumbuh pohon mangga di halaman depan Pondok Makan Pelem Golek. Rumah makan ini berlokasi di Jalan Tentara Pelajar KM 7, tepatnya di depan Hotel Hyatt Regency.

Sebelumnya, rumah makan yang didirikan 2006 ini bertempat di Jalan Kaliurang KM 6,5. Mengingat tempat terbatas, pemiliknya Thomas Agus Soegiarto memindahnya pada Mei 2008 di Jalan Tentara Pelajar. “Di sini cukup luas untuk mengembangkan bangunan,” katanya, saat ditemui belum lama ini.

Advertisement

Sebelumnya, rumah makan yang didirikan 2006 ini bertempat di Jalan Kaliurang KM 6,5. Mengingat tempat terbatas, pemiliknya Thomas Agus Soegiarto memindahnya pada Mei 2008 di Jalan Tentara Pelajar. “Di sini cukup luas untuk mengembangkan bangunan,” katanya, saat ditemui belum lama ini.

Agus, demikian ia akrab disapa, sejak pertama memang menginginkan rumah makannya berkonsep klasik jawa. Maka tak heran jika di tanah seluas 2.500 meter persegi itu dibangun joglo limasan berukuran 10×15 meter, dengan ketinggian 10 meter. Terdapat 16 tiang berdiameter 25 cm sebagai penyangga masing-masing setinggi lima meter dari kayu gelugu atau kelapa gelondongan.

Di joglo ini, ditata meja kursi yang bahannya pun dari kayu sehingga nuansa klasik kian terasa. Khusus ruangan ini, biasanya dimanfaatkan untuk makan siang para tamu bersama kliennya.

Advertisement

Namun, kata lelaki berusia 62 tahun ini, karena memakai pryda bukan baja, maka ia memilih penutup joglo jenis asbes supaya tidak terlalu berat. “Genting itu berat, saya pilih asbes yang bentuknya genting dicat sama persis dengan genting, bebannya tidak terlalu berat,” jelasnya.

 Lesehan

Di sebelah kiri joglo dibangun seperti emper dengan masih menggunakan konsep gaya jawa, berbahan kayu gelugu. Emper ini diperuntukkan bagi pengunjung yang ingin bersantai menikmati menu dan suasana dengan duduk lesehan. Duduk pun adem karena lantai terbuat dari papan kayu yang dijejer.

Advertisement

“Kayu gelugu selain kuat, tidak mudah keropos. Jatuhnya memang lebih mahal daripada bambu. Tapi kesannya berbeda. Empat tahun di sini, kami belum pernah mengalami masalah dengan tiang gelugu.”

Bangunan di Pelem Golek (JIBI/Harian Jogja/Tri Wahyu Utami)

Masih di areal yang sama dengan joglo dan lesehan, terdapat gazebo dan dua saung. Di sana, pengunjung bisa makan sambil mengobrol yang sifatnya lebih pribadi. Di samping joglo, Agus menempatkan dapur 4×4 meter. Pengunjung bisa menyaksikan proses pembakaran ikan lewat dinding akrilik bening layaknya kaca.

Advertisement

Di atasnya, dipasang cerobong asap menghadap ke selatan. Asap yang keluar mengikuti arah angin dari barat ke timur atau alam bebas sehingga tidak jadi polusi. Sambil menunggu pesanan, pengunjung bisa membaca kandungan gizi ikan pada papan-papan kayu yang ditempelkan di sekeliling atap joglo. “Karena semua ruang terbuka, maka biaya perawatannya agak mahal. Setahun sekali, harus dilakukan pengecetan ulang dan pelapisan anti rayap.”

Advertisement
Kata Kunci : Jawa Klasik Pelem Golek Rumah
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif