Soloraya
Sabtu, 15 September 2012 - 22:19 WIB

PENGADAAN SERAGAM: Laba Seragam OSIS dan Pramuka Di Klaten Capai Rp3,4 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN–Forum Masyarakat Peduli Pendidikan Klaten (Formas Pepak) mengkalkulasi laba pengadaan bahan seragam SMP untuk pakaian OSIS dan pramuka bisa menyentuh Rp3,4 miliar.

Anggota Formas Pepak, Abdul Muslih, mengatakan harga satu setel bahan seragam SMP yang dijual koperasi sekolah yang diduga di bawah koordinasi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) rata-rata berkisar Rp119.000/setel.
Rata-rata setiap siswa mendapatkan dua setel bahan seragam OSIS dan satu setel seragam pramuka. Dengan begitu, seorang siswa membutuhkan Rp357.000 untuk membeli tiga setel bahan seragam tersebut. Berdasarkan data yang dihimpun di Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten, jumlah siswa baru SMP negeri di Klaten mencapai sekitar 13.000 anak.

Advertisement

“Jika satu siswa diharuskan membeli tiga setel bahan seragam dengan harga Rp357.000, maka jumlah total biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan seragam dari toko kain mencapai Rp4,641 miliar,” ujar Muslih saat ditemui Solopos.com di Klaten, Sabtu (15/9/2012).

Sementara itu, sambung Muslih, harga bahan seragam OSIS dan pramuka berdasarkan survei Formas Pepak di pasaran rata-rata mencapai Rp31.000/setel. Jika satu siswa diharuskan membeli dua seragam OSIS dan satu seragam pramuka, maka satu siswa hanya butuh Rp93.000. Jika dikalikan dengan jumlah siswa baru SMP negeri yang mencapai sekitar 13.000 anak, maka total biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli bahan seragam itu mencapai Rp1,209 miliar.

“Dari situ bisa diketahui bahwa laba pengadaan bahan seragam OSIS dan pramuka mencapai Rp3,4 miliar. Angka ini merupakan hasil pengurangan total belanja yang dikeluarkan untuk membeli seragam versi MKKS dengan versi Formas Pepak,” ujar Muslih.

Advertisement

Laba senilai Rp3,4 miliar itu, kata Muslih, hanya berlaku untuk penjualan bahan seragam OSIS dan Pramuka. Rata-rata setiap siswa masih diharuskan membeli satu setel bahan seragam identitas, satu setel seragam olahraga, dan segala atribut sekolah.

“Karena baru seragam OSIS dan pramuka, jadi laba pengadaan seragam bisa lebih dari Rp3,4 miliar,” katanya.

Dalam surat penawaran harga dari sejumlah toko kain disebutkan bahwa setiap pembelian bahan seragam secara grosir mendapatkan potongan harga. Potongan harga ini, kata Muslih, bisa digunakan untuk menutup kebutuhan operasional dalam pengadaan bahan seragam ini.

Advertisement

Muslih mengakui setiap sekolah mengambil kebijakan khusus kepada siswa kurang mampu dengan menggratiskan atau memberi keringanan harga. Akan tetapi, Muslih menilai persentase pemberian keringanan bagi siswa kurang mampu itu relatif kecil.

“Persentase jumlah siswa yang membeli seragam di luar koperasi juga relatif kecil. Tidak semua sekolah memberitahu siswa bahwa mereka tidak harus membeli seragam melalui koperasi,” tambahnya.

Ditemui terpisah, Mantan Ketua MKKS SMP, Sawiji, menegaskan bahwa dirinya tidak terlibat dalam pengambilan kebijakan pengadaan bahan seragam untuk tahun ajaran 2012/2013.

“Setelah saya dimutasi menjadi guru, serah terima jabatan ketua MKKS dilakukan pada Rabu tanggal 28 Maret 2012. Sejak saat itu, ketua MKKS SMP resmi dijabat Sugiyanto,” ujar Sawiji.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif