Entertainment
Kamis, 13 September 2012 - 11:43 WIB

Mengintip Pameran Lukisan "Ora Ubet Ora Ngliwet, Ora Obah Ora Mamah"

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung menyaksikan pameran milik Iwank bertajuk 'Ora Ubet Ora Ngliwet, Ora Obah Ora Mamah' di Via Via kafe, Jalan Prawirotaman, Jogja. (JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto)

Pengunjung menyaksikan pameran milik Iwank bertajuk 'Ora Ubet Ora Ngliwet, Ora Obah Ora Mamah' di Via Via kafe, Jalan Prawirotaman, Jogja. (JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto)

JOGJA—Tangan kanan seorang pria berdasi berpenampilan necis  terlihat merogoh dompet seseorang di salah satu pusat keramaian. Sembari mengucapkan, “Slamet, slamet, slamet,” dalam hati,  ia sukses mendapatkan dompet berwarna merah.

Advertisement

Pemandangan tersebut terlihat di dinding bagian utara Kafe Via Via, Jalan Prawirotaman, Jogja. Lukisan berukuran 20×20 cm berjudul Sing Penting Selamet itu merupakan salah satu lukisan dari 26 karya yang dipamerkan Erwan ‘Iwank’ Hersisusanto bertajuk Ora Ubet Ora Ngliwet, Ora Obah Ora Mamah atau yang dalam bahasa Indonesia berarti Nggak Ulet Nggak Menanak Nasi, Nggak Bergerak Nggak Makan.

Menurut Iwank, lukisan copet itu merupakan kisah nyata saat ia pulang menuju Kediri, Jawa Timur, belum lama ini. Pada waktu itu ia melihat dengan mata kepala sendiri se berdasi mencopet dompet milik seseorang di terminal. “Saya pun tidak percaya kalau ia adalah copet karena pakaiannnya seperti pekerja kantoran,” katanya kepada Harian Jogja, belum lama ini.

Lelaki yang pernah mengenyam pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI) jurusan Desain Grafis 1999 itu menuturkan salah satu alasan untuk menghadirkan lukisan Sing Penting Selamet karena tindakan mencopet merupakan satu upaya sejumlah oknum untuk menyambung hidup.  Sebagaimana dengan tema yang diangkat Iwank pada pameran yang berlangsung  dari 11 September – 2 Oktober ini memang menceritakan potret sejumlah pekerjaan yang lazimnya ditemui dalam kehidupan sehari hari seperti tukang cukur, tukang obat, tukang koran, topeng monyet dan sebagainya.

Advertisement

Menurut Iwang, salah satu alasan untuk mengangkat beberapa profesi pekerjaan sebagai tema lukisan karena setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk hidup.

Sayang, tidak semua orang mempercayai pekerjaannya amatlah penting. “Pekerjaan tukang ban sangatlah penting. Bagaimana jika di tengah jalan ban bocor dan tak ada tukan ban?” ujarnya.

Menariknya, Iwank menggambarkan tema tersebut dengan cara melukis dengan ber-genre komik melalui aklirik di atas kanvas. Menariknya lagi, Iwank memvisualisasikan lukisan itu dengan dalam cerita dan beberapa bentuk penggalan adegan. Gaya ini mirip yang dilakukan Beny n Mice karikatur yang pernah mengisi kolom di surat kabar Kompas sehingga nuansa kartun ala Beny n Mice terlihat kental di dalam karya milik Iwank itu.

Advertisement

“Bukannya meniru tapi saya memang sudah membiasakan membuat karya bergenre komik sejak 2000 silam. Bahkan dengan media lukis apapun nuansa komik pasti dapat dijumpai dalam karya milik saya,” bebernya.

Advertisement
Kata Kunci : Beny Mice Lukisan Pameran
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif