Soloraya
Kamis, 13 September 2012 - 14:57 WIB

Jalur Pendakian Gunung Merbabu Ditutup

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Merbabu (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Gunung Merbabu (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

BOYOLALI--Empat jalur resmi pendakian Gunung Merbabu yang dikelola Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGM), untuk sementara waktu ditutup. Hal itu menyusul terjadinya sejumlah kebakaran di lereng gunung itu beberapa waktu terakhir.

Advertisement

Empat jalur pendakian tersebut berada di wilayah Resort Getasan I Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) I, yaitu pintu masuk Selo, Kabupaten Boyolali; Tekelan dan Cuntel Kopeng, Kabupaten Semarang, serta di Wekas, Kabupaten Magelang.

Kepala BTNGM, Wisnu Wibowo, melalui Kepala Subbagian Tata Usaha (Kasubbag), Himawan Gunadi, mengemukakan penutupan jalur pendakian itu berdasarkan Surat Edaran (SE) dari Dinas Kehutanan (Dinhut) Provinsi Jateng, sebagai langkah antisipasi terjadinya kebakaran hutan di Gunung Merbabu.

”Kalau SE dari Dinas Kehutanan Provinsi Jateng sebenarnya sudah dua kali. Sementara penutupan kami berlakukan sejak 10 September lalu, sampai waktu yang belum bisa ditentukan dan akan kami umumkan untuk dibuka kembali. Kemungkinannya jalur itu akan dibuka lagi kalau sudah mulai musim hujan,” terang Himawan kepada wartawan di Boyolali, Kamis (13/9/2012).

Advertisement

Larangan pendakian ke Gunung Merbabu, imbuh dia, juga berlaku bagi masyarakat di sekitar lereng gunung, terutama para pencari kayu rencek di kawasan hutan tertentu.

“Petugas akan memasang pengumuman larangan pendakian ke Gunung Merbabu dan mengimbau masyarakat di sekitar hutan supaya tidak naik dulu, termasuk untuk aktivitas land cleaning [membersihkan lahan dengan cara dibakar], kami imbau agar tidak dilakukan dulu oleh masyarakat setempat untuk menghindari kebakaran hutan,” paparnya.

Himawan mengakui mayoritas warga sekitar Gunung Merbabu bermata pencaharian sebagai peternak. Pada musim kemarau, rata-rata mereka kesulitan mencari pakan alami untuk hewan ternaknya. Sehingga mereka terbiasa melakukan land cleaning agar lahan dapat digunakan untuk menanam tanaman yang akan menjadi pakan bagi hewan ternak tersebut.

Advertisement

“Tapi kami tetap mengimbau agar tidak dilakukan land cleaning, khususnya selama musim kemarau ini. Untuk kebutuhan pakan, kami mengimbau untuk mencari pakan dari tempat lain,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif