Entertainment
Kamis, 13 September 2012 - 00:45 WIB

DEMAM MATAH ATI (II): Pelajaran buat Solo!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pentas Matah Ati (Foto: Dokumentasi)

Pentas Matah Ati (Foto: Dokumentasi)

Gelaran Matah Ati telah berakhir Senin (10/9/2012) lalu. Tiga kali pentas sejak Sabtu (8/9/2012), Matah Ati telah menghipnotis ribuan penontonnya. Sejak Sabtu (8/9) hingga Sabtu (15/9) mendatang, Solopos.com menggelar kuis komentar terbaik Matah Ati. Lima komentar terbaik nantinya akan mendapatkan hadiah pulsa senilai @Rp100.000. Sebagian besar komentar yang masuk memberi penilaian positif atas gelaran yang disutradarai Atilah Soeryadjaya itu.

Advertisement

Matah Ati dinilai Theresia Happy AP telah menggugah kesadaran akan nilai tradisi Jawa. “Suba Sita, Tata Krama dan Trapsila. Mari kita lestarikan tradisi bukan hanya sebagai penikmat budaya, tapi juga sebagai pelaku budaya.”

 

Rifah selain member pujian ke Matah Ati juga mengalirkan pujiannya ke SOLOPOS. “Solo memang oke. Medianya juga oke. Terima kasih SOLOPOS, karena kamu aku bisa menonton pertunjukkan Matah Ati.” Sebagaimana diketahui SOLOPOS juga menjadi tempat untuk mendapatkan tiket gratis kelas festival untuk menyaksikan pertunjukkan tersebut.

Advertisement

 

Agung Sri Wibowo juga memberi penilaian positif untuk gelaran tersebut, hanya dia tak menyaksikan langsung. “Tidak menonton langsung tapi mengikuti beritanya baca SOLOPOS, Amazing!!”

Bianca pun berharap ada sesi ketemu penari dengan warga Solo. Wempi Raharjo, lewat komennya Senin, mengambil hikmal dari pentas kolosal tersebut. Dari pagelaran tersebut bisa diambil pelajaran oleh pelaku-pelaku seni dan pentas pertunjukkan di Solo.  “Dari pagelaran ini mendapat pelajaran bagaimana mengadakan pagelaran dengan tepat waktu,  kru yang kreatif dan sip (top banget), artistik panggung yang bagus, tata musik kolaborasi gending  dan jaz. Saya acungi jempol untuk Matah Ati.”

Advertisement

Matah Ati telah berlalu. Namun, kesannya masih membekas di benak para penikmatnya. Gelaran ini menjadi pelajaran bagi masyarakat luas khususnya Solo. Bagaimana menghidupkan lagi nilai-nilai luhur perjuangan, cinta kasih yang telah dimiliki sejak dulu. Gelaran ini juga menjadi pelajaran bagi siapa saja, profesionalisme, kerja keras, disiplin tinggi dan inovasi menjadi kunci untuk menghasilkan kesuksesan. Khususnya di bidang seni dan budaya yang tak pernah lekang oleh masa…

Advertisement
Kata Kunci : MATAH ATI
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif