Pilkada
Selasa, 11 September 2012 - 22:12 WIB

PILGUB JAKARTA: Kotak-Kotak, Kumisan & Batuk!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jokowi-Foke (Foto: Dokumentasi)

Jokowi-Foke (Foto: Dokumentasi)

JAKARTA–Pertarungan pasangan Jokowi-Ahok dan Foke-Nara untuk memperebutkan kursi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta memasuki babak grand final.

Advertisement

Hari penentuan, yang boleh jadi sama dengan laga sudden death dalam babak perpanjangan waktu dalam sebuah pertandingan sepakbola, sudah semakin dekat. Hanya tinggal delapan hari lagi warga DKI Jakarta harus menentukan pilihan.

Mencoblos kotak-kotak atau menusuk kumis?

Advertisement

Mencoblos kotak-kotak atau menusuk kumis?

Pilgub Jakarta boleh dibilang merupakan pilgub terpanas. Ini karena selain label Jakarta yang merupakan ibukota, juga karena masing-masing pendukung saling serang, saling tepis, hinggga saling menipiskan peluang lawan untuk meraih simpati. Hari H yang kian dekat, mereka menggunakan berbagai cara untuk meraih simpati dan menggalang suara itu.

Pola tingkah para pendukung kedua kandidat itu lantas memunculkan berbagai anekdot politik yang lucu dan menggelikan.

Advertisement

Salah satunya adalah anekdot yang diawali dengan pernyataan bahwa pihak Foke menentang ada baju kotak-kotak di sekitar tempat pemungutan suara.

Tak mau kalah, pihak pendukung Jokowi pun membalas: “Boleh saja tak ada baju kotak-kotak, tapi sterilkan juga dong TPS dari kumis. Jadi, siapa pun yang ada di sekitar TPS tak boleh ada yang berkumis karena kumis selama ini sudah menjadi bagian dari alat peraga kampanye…”

Tentu saja, serangan tentang kumis itu menjadi balasan yang dirasa telak bagi para pendukung Foke-Nara.

Advertisement

Sambil uring-uringan, kubu Foke-Nara konon mencari-cari cara agar bisa melakukan balasan setimpal dan tak kalah cerdas. Mereka berkumpul berhari-hari, begadang, hingga demam panas dingin dan tak sedikit yang terbatuk-batuk bahkan secara bersahut-sahutan, dari yang berbunyi “grong-grong” sampai “hoak….hoak!”

“Horeee……!” tiba-tiba ketua tim perumus serangan kubu Foke berteriak girang.

“Kita bisa melawan mereka….kita bisa melawan mereka,” ujarnya riang.

Advertisement

“Kita akan minta kepada panitia pengawas pemilu agar selain ada larangan menggunakan baju kotak-kotak dan kumis, kita juga akan meminta ada larangan agar di sekitar TPS tidak ada yang batuk!”

“Lho, kenapa begitu bos?” ujar orang-orang.

“Karena batuk itu bisa dibelokkan bunyinya menjadi…”ahooook…..ahooook!” ujar si pimpinan dengan gaya meyakinkan.

Wah ternyata ada-ada saja ya…

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif