Pilkada
Senin, 10 September 2012 - 16:53 WIB

PILKADA DKI: Ahok Tegaskan Tak Ada Anggota DPR Yang Bisa Transparan Soal Anggaran

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Basuki Tjahaja Purnama (dok)

Basuki Tjahaja Purnama (dok)

JAKARTA – Salah satu calon wakil gubernur (Cawagub) DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menuding hampir tidak ada anggota DPR RI yang transparan soal laporan anggaran.
Advertisement

Ahok bersama pasangan Calon Gubernur (Cagub) Joko Widodo atau Jokowi dan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) menghadiri undangan Kapolda Metro Jaya, Inpektur Jenderal Polisi Untung S Rajab terkait pengamanan kegiatan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta, di Markas Polda Metro Jaya, Senin pagi.

Wartawan bertanya terkait desakan penyelesaian dugaan tindak pidana yang menyeret Ahok, namun mantan Bupati Belitung Timur tersebut, menjawab selama dirinya menjadi anggota DPR RI melihat para anggota DPR tidak ada yang transparan soal laporan anggaran. “Saya 2,5 tahun jadi anggota DPR, anda boleh lihat tidak ada anggota DPR yang transparan laporan anggarannya,” kata Ahok.

Ahok menantang tanggapan dari beberapa pengamat yang menuding dirinya terlibat tindak pidana, agar dibuktikan sesuai dengan alat bukti yang dimiliki. Pada kesempatan itu, Ahok juga membantah dirinya terpilih menjadi Cagub DKI Jakarta berdasarkan keputusan Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto.

Advertisement

“Itu bukan keputusan Pak Prabowo yang memilih saya, tapi keputusan DPP Gerindra,” ujar Ahok.

Bahkan Ahok juga mengungkapkan Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo sempat tidak menyukai dirinya menjadi calon pendamping Jokowi. Ahok menyebutkan DPP Gerindra menjaring pasangan Cagub/Cawagub DKI Jakarta dari seluruh Indonesia dengan tiga poin tujuan merubah persepsi masyarakat terhadap partai politik dalam pencalonan kepala daerah.

Persepsi pertama, yakni partai politik tidak mau mencalonkan nama pasangan yang tidak memberikan “mahar” atau ongkos politik, hal kedua berkaitan anggapan kepala daerah tidak ada yang jujur, serta stigma ketiga, yaitu orang yang jujur tidak akan jadi pejabat kalau tidak menggunakan uang.

Advertisement

“Untuk mematahkan persepsi ini, Gerindra merekrut kami untuk (jadi kepala daerah) di Jakarta,” ujar Ahok.

Pasangan Jokowi-Ahok dan Foke-Nara akan bersaing dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang diagendakn berlangsung pada 20 September 2012 mendatang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif