News
Senin, 10 September 2012 - 17:21 WIB

Gelaran Matah Ati Tak Pengaruhi Penjualan di Ngarsapura

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasar Malam Ngarsapura (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Pasar Malam Ngarsapura (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SOLO—Gelaran sendratari kolosal Matah Ati tak berimbas pada kenaikan penjualan bagi pedagang pasar malam Ngarsapura. Beberapa pedagang kaus khas Solo, batik dan pernak-pernik mengaku jumlah pengunjung meningkat tetapi hanya sedikit yang berbelanja.

Advertisement

Pedagang kaus bergambar khas Solo, Ayu, mengatakan penjualan pada Sabtu (8/9) malam cukup bagus tetapi jika dibandingkan dengan hari libur dan Lebaran masih jauh. Ayu mulai berjualan di stan pasar malam sekitar pukul 17.00 WI-23.00 WIB.

Saat masa liburan sekolah dan Lebaran, Ayu mengaku omzet penjualannya bisa mencapai Rp1,5 juta semalam. “Memang ramai yang lewat, tapi tidak ada yang membeli. Kebanyakan yang membeli malah panitia, sekali beli bisa 15 potong,” ujar dia saat ditemui Espos, Minggu (9/10/2012) malam.

Hal senada juga diutarakan pedagang kaus I love Solo, Agung. Omzet penjualan kaus I love Solo masih sama seperti malam Minggu biasanya. Belum ada lonjakan peningkatan yang berarti selama pergelaran Matah Ati berlangsung.

Advertisement

Pedagang aksesoris, David, mengaku omzet penjualannya selama pergelaran Matah Ati sekitar Rp300.000. Nominal itu adalah jumlah biasa yang ia dapatkan pada pasar malam rutin setiap Sabtu malam.

“Masih sepi. Kemarin malam Minggu itu ramai, tapi orang-orang numpang lewat saja. Akses masuk ke panggung kan juga ada beberapa lokasi jadi tidak semua lewat night market,” papar David.

Pedagang batik, Aan, pun mengatakan penjualan selama dua hari Sabtu-Minggu (9-10/9/2012) masih biasa saja. Diakui Aan, saat musim liburan sekolah dan Lebaran ia bisa meraup omzet hingga Rp2 juta semalam.

Advertisement

“Dua hari ini omzetnya sekitar Rp1juta. Penjualannya masih sepi kok, ya siapa tahu besok hari terakhir ramai,” kata dia.

Salah satu kru Matah Ati, Michael, malam itu terlihat memborong beberapa potong celana batik dan daster. Ia mengaku barang-barang itu akan dibawa untuk oleh-oleh istri, ibu dan beberapa kerabatnya.

“Saya enggak tahu nih harganya mahal apa murah. Soalnya cuma bisa belanja di sini yang terdekat,” kata Michael.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif