Soloraya
Jumat, 7 September 2012 - 15:56 WIB

Sepi, Pedagang Kuliner Pasar Cokro Mengeluh

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana di salah satu sudut Pasar Cokro Kembang. (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

Suasana di salah satu sudut Pasar Cokro Kembang. (Iskandar/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN--Sejumlah pedagang kuliner di Pasar Cokro Kembang, Daleman, Tulung, Klaten mengeluh. Pasalnya tempat berjualan mereka dinilai kurang strategis sehingga dagangan mereka sering kali tidak laku.

Advertisement

“Di sini sepi sekali, karena tempat saya ini paling pojok, sehingga jarang disambangi orang. Karena itu saya berharap ada penataan ulang tempat berjualan,” ujar salah seorang pedagang kuliner, Yatno, 56, di Pasar Cokro, Jumat (7/9/2012).

Sebab Jika hal itu berlarut-larut bukan tidak mungkin mereka akan kehilangan tempat. Karena berdasar ketentuan, pedagang yang tak
membuka dhasaran rutin hingga waktu tertentu, tempat mereka akan diberikan kepada pedagang lain. Karena pemerintah menginginkan aktivitas salah satu pasar percontohan di Indonesia ini berjalan dinamis.

Yatno yang sehari-hari berjualan tahu kupat itu khawatir jika tak ada penataan ulang, beberapa pedagang yang menempati los kuliner akan bangkrut. Karena hampir setiap buka, mereka mengaku sepi pembeli dan harus nombok.

Advertisement

Menurut dia pengunjung enggan datang ke los kuliner karena lokasinya yang kurang strategis, yakni di sebelah timur sudut pasar dan
berdekatan dengan toilet umum.

Hal itu dinilai menjadi bagian penyebab pembeli enggan mampir. Sebab selain jauh juga karena bahu menyengat dari toilet.

Dia menjelaskan, beberapa pedagang makanan pernah mengutarakan keinginan mereka kepada pengelola pasar untuk tukar tempat ke los pandai besi. Karena tempat ini dinilai pas untuk lokasi kuliner ketimbang berdekatan dengan pedagang burung.

Advertisement

“Kalau kios burung berdekatan dengan pandai besi, bisa-bisa burung tersebut terganggu suara pandai besi. Karena burung menjadi enggan berkicau gara-gara sura bising pandai besi,” kata dia.

Keluhan serupa juga diungkapkan pedagang makanan lainnya Ny Iwan, 42. Sebab lokasi yang ditempatinya dinilai kurang nyaman. Selain sepi pengunjung tempat itu juga kurang strategis. Terkait itu pihaknya berharap ada perhatian dari pengelola pasar.

Menanggapi hal itu, Lurah Pasar Cokro Kembang, Suhirman, mengatakan pihaknya telah menyampaikan persoalan itu ke Gubernur Jateng, Bibit Waluyo. Namun ketika Bibit berkunjung ke pasar itu Selasa lalu menolak keinginan sejumlah pedagang.

“Permintaan pedagang tidak bisa dituruti begitu saja. Pak Gubernur sudah berpesan kalau ada yang tidak puas dengan jatah lokasi boleh mengundurkan diri,” kata Suhirman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif