Soloraya
Kamis, 6 September 2012 - 21:44 WIB

REVITALISASI PASAR KLEWER: Pedagang Belum Tahu Tarikan Iuran

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasar Klewer (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Pasar Klewer (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Sejumlah pedagang belum mengerti tentang rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menarik iuran uang Rp6.000 per hari selama 20 tahun untuk menopang proses revitalisasi Pasar Klewer. Atas kenyataan tersebut, mencuat pro dan kontra di kalangan pedagang.

Advertisement

“Saya menolak tarikan uang itu. Belum apa-apa sudah ditarik iuran,” tegas pedagang sepatu, Muklis, saat ditemui solopos.com di Pasar Klewer, Kamis (6/9/2012) siang.

Penolakan Muklis bukan tanpa alasan. Satu sisi, Muklis belum mengetahui secara rinci penggunaan uang tersebut. Alasan lain, dia meminta keadilan kepada Pemkot Solo soal besaran biaya tarikan tersebut.

Advertisement

Penolakan Muklis bukan tanpa alasan. Satu sisi, Muklis belum mengetahui secara rinci penggunaan uang tersebut. Alasan lain, dia meminta keadilan kepada Pemkot Solo soal besaran biaya tarikan tersebut.

“Semestinya jangan disamaratakan soal uang tarikannya. Kan enggak adil. Permasalahannya bukan besar dan kecil dana iuran, tapi keterbukaan dan sosialisasi dari Pemkot kepada seluruh pedagang sangat penting,” jelas Muklis.

Wacana penarikan uang Rp6.000 ditanggapi serius pedagang yang tergabung Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK).
Pejabat Humas HPPK, Kusbani, menuding Pemkot Solo terlalu gegabah mewacanakan uang iuran yang ditimpakan kepada pedagang Pasar Klewer.

Advertisement

Menurut Kusbani, rencana penarikan uang itu justru menimbulkan kekhawatiran bagi para pedagang. Selain itu, konsep awal dalam rapat untuk menyelesaikan pembahasan studi kelayakan hingga detail engineering design (DED), sambung Kusbani, akan bubrah di tengah jalan.

“Wacana ini akan merubah rekomendasi yang telah disepakati bersama. Munculnya anggaran itu bukan dipaparkan sekarang. Masih butuh tinjauan dari beberapa pakar yang mumpuni dibidangnya,” jelas Kusbani.

Kusbani meminta kepada Pemkot Solo untuk bersikap arif dalam menyikapi revitalisasi Pasar Klewer. Sebab, persoalan revitalisasi pasar bakal menyangkut hajat hidup orang banyak.

Advertisement

“Setahu saya, Pemkot telah menyediakan tiga tempat selama revitalisai yakni Beteng Vasterburg, Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan. Nah, selama proses itu pedagang butuh penyesuaian, pelanggan apakah tahu tentang keberadaan pedagang yang menjadi langganannya,” paparnya.

Ketua Kelompok 8 Paguyuban Pedagang Pelataran Pasar Klewer (P4K), Fatimah, menanggapi dingin dengan wacana Pemkot Solo yang bakal menarik iuran uang Rp6.000 per hari selama 20 tahun.

“Kami belum bisa berkomentar banyak karena sosialisasi dari Pemkot kepada kami belum dilakukan. Ya, harapannya kami tidak dibebani dengan uang tarikan alias gratis. Lagipula, pembahasan ini sebenarnya masih jauh, ada beberapa persoalan yang harus dikomunikasikan kepada pedagang,” jelas Fatimah
di Pasar Klewer, Kamis.

Advertisement

Terpisah, Kepala Pasar Klewer, Edy Murdiarso, menjelaskan jumlah keseluruhan pedagang yang menempati kios dan toko di Pasar Klewer sebanyak 2.276 buah. Sedangkan pedagang pelataran mencapai 764 buah.

“Kalau jumlah pedagang pelataran kadang tak menentu. Namun kisaran 700-800-an,” pungkas Edy.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif