Soloraya
Kamis, 6 September 2012 - 17:20 WIB

AIR MINUM: Akibat Musim Kemarau, Biaya Produksi PDAM Membengkak 20%

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengolahan air minum (Arif Fajar S/JIBI/SOLOPOS)

Pengolahan air minum (Arif Fajar S/JIBI/SOLOPOS)

SOLO-—Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo harus menanggung naiknya ongkos produksi lantaran menurunnya kualitas air Sungai Bengawan Solo. Kondisi tersebut lantaran kemarau berkepanjangan di Kota Bengawan.

Advertisement

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PDAM Solo, Singgih Tri Wibowo, saat ditemui di Balaikota, Kamis (6/9/2012). Kepada wartawan, Singgih mengatakan selama musim kemarau ongkos pengolahan air minum dengan sumber dari Bengawan Solo meningkat 20% dibandingkan musim penghujan.

”Konsekuensinya biaya pengolahan jadi lebih mahal,” ujar Singgih.

Menurutnya, peningkatan biaya produksi tersebut berimbas dari naiknya pembelian bahan kimia, biaya listrik dan biaya mencuci instalasi. Semua komponen tersebut, imbuhnya, membuat PDAM harus merogoh kocek lebih dalam. ”Ya semuanya jadi lebih mahal,” tuturnya.

Advertisement

Singgih memerkirakan air dari Sungai Bengawan Solo menyuplai sekitar 15% kebutuhan air bersih di Kota Solo. Sementara instalasi pengolahan air memiliki kapasitas sebesar 100 liter per detik. Selebihnya, imbuh dia, penyediaan air bersih berasal dari mata air Cokrotulung Klaten dengan kapasitasi 387 liter per detik dan 26 sumur dalam berkapasitas total 350,10 liter per detik.

”Meski hanya 15% tapi itu disebar ke seluruh wilayah Solo secara random. Saat ini interkoneksi antar sumber mata air juga sudah berjalan,” terang dia.

Singgih menambahkan upaya pengelolaan air Bengawan Solo diharapkan bisa membantu mendongkrak ketersediaan air bersih di Kota Bengawan. Pihaknya memandang keberadaan air sungai itu cukup vital untuk menjaga kecukupan volume air bersih saat kemarau tiba.

Advertisement

“Meski bikin ongkos naik, keberadaan Bengawan Solo tetap penting bagi kami. Masyarakat Solo juga diuntungkan.”

Setiap tahun, pihaknya mengaku sudah mengalokasikan dana khusus untuk menghadapi musim panas. Hal tersebut, imbuhnya, penting untuk mengantisipasi lonjakan biaya operasional.

”Kami sudah menduga setiap kemarau selalu terjadi seperti ini. Makanya kami sediakan anggaran sejak awal,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif