BEIRUT – Menghadapi potensi serangan Israel terhadap fasilitas-fasilitas nuklirnya, Iran disebut mampu menghantam pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah sebagai aksi pembalasan.
Ancaman itu disampaikan pemimpin kelompok militan Hizbullah Lebanon dukungan Iran, Sayyed Hassan Nasrallah, dalam wawancara dengan televisi Al Mayadeen berbasis Beirut yang disiarkan Selasa (4/9/2012),
“Keputusan telah diambil untuk membalas dan balasan itu akan sangat besar,” kata Nasrallah.
Serangan balasan yang dimaksud Nasrallah tersebut tetap akan ditujukan terhadap pangkalan AS meskipun pasukan AS tak ambil bagian dalam setiap seranagnIsrael. “Balasan itu tak hanya terhadapIsrael, namun juga pangkalan AS di seluruh kawasan ini bisa menjadi target Iran,” ujar Nasrallah mengutip informasi yang diakunya berasal dari pejabatIran.
“JikaIsraelmenargetkanIran, Amerika memikul tanggung jawab,” tandasnya.
Pernyataan Israel yang menyebut fasilitas nuklir Iran adalah bagian dari program pembuatan senjata, telah memicu spekulasi mengenai rencana serangan terhadap Iran bahkan sebelum pemilu presiden AS pada November mendatang. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Minggu (2/9), telah mendesak kekuatan dunia untuk menetapkan “garis merah yang jelas” untuk memastikan Iran tak mendapatkan senjata nuklir.
Meskipun mengeluarkan ancaman serangan balasan, Nasrallah membantah penggunaan senjata kimia oleh para gerilyawan Syiah Islam. “Kami tidak memiliki senjata kimia dan kami tidak akan menggunakan senjata kimia. Penggunaan senjata kimia bagi kami mutlak dilarang,” tandasnya.
Menurut Nasrallah, Israel mempunyai beberapa “titik lemah” yang bia menjadi target serangan balasan, mulai dari ekonomi, industri, listrik, kimia dan fasilitas nuklir mereka.