Tajuk
Senin, 3 September 2012 - 10:23 WIB

TAJUK: Selamatkan Trans Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Maksud hati ingin memberikan pelayanan transportasi bagi masyarakat Jogja dan memudahkan wisatawan mengelilingi Kota Jogja, namun keberadaan bus Trans Jogja bisa dikatakan jauh panggang dari api [apa yang diharapkan tidak sesuai].

Sejak dioperasionalkan pada 2008, bus Trans Jogja menjadi pilihan masyarakat. Sayangnya rehabilitasi yang lambat membuat angkutan umum ini kerap menuai keluhan dari penumpangnya. Alih-alih menjadi tunggangan favorit, bus hijau ini tak bisa memenuhi standar kelayakan seperti yang direncanakan.

Advertisement

Sejumlah persoalan mendera mulai dari manajemen yang amburadul hingga pelayanan kepada penumpang yang tidak layak, tidak juga kunjung teratasi. Padahal angkutan umum massal yang diharapkan mampu mengatasi persoalan kebutuhan transportasi ini dikhawatirkan akan bermasa depan suram.

Seperti diakui Purwanto, Direktur PT Jogja Tugu Trans (JTT), operator bus Trans Jogja mengakui jumlah bus yang beroperasi saat ini sangat tidak memadahi untuk melayani ribuan penumpang setiap harinya [Harian Jogja, Minggu 2/9]. Dari 54 bus, hanya sebanyak 48 unit yang beroperasi di enam jalur 1A, 1B, 2A, 2B, 3A dan 3B. Sisanya adalah bus cadangan.

Artinya jumlah tersebut jelas tidak imbang dengan jumlah penumpang yang mencapai 10.000 per hari dan membludak hingga 20.000 per hari jika liburan tiba. Akibatnya, penumpang harus mengantre lama bila hendak menggunakan jasa Trans Jogja.

Advertisement

Sungguh ironi, sebegai Kota Pariwisata tentunya sarana transportasi adalah hal utama yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah (Pemda). Kenyataannya Pemda seperti lepas tangan dengan membiarkan armada bus Trans Jogja berjalan sendiri dalam menata manajemennya. Mimpi untuk memiliki layanan tranportasi yang layak dan mampu memberi kepuasaan masyarakat sepertinya sirna.

Sebut saja lama waktu menunggu penumpang bus Trans Jogja antara bus yang satu dengan bus berikutnya di selter pada 2008 dirancang hanya 14 menit.

Bahkan berdasarkan grand design pada tahun keempat atau 2012 akan ada penambahan 20 unit bus Trans Jogja. Kenyataannya saat ini jauh berbeda dengan yang ada dalam design tersebut. Bahkan lama antrean penumpang bisa mencapai 20 menit bahkan lebih. Tidak itu saja, dengan alasan macet [kawasan Maliobor] kerap kali penumpang diturunkan tidak pada selter yang telah disiapkan, bahkan diturunkan bukan di selter.

Advertisement

Belakangan ini bus yang dikelola JTT itu memang masih murni milik Provinsi (Pemprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Belakangan, kabarnya Pemprov DIY bersama DPRD telah sepakat menghibahkan 20 bus tambahan ke BUMD yakni PT. Anindya Mitra Internasional (AMI) agar plat kuning dapat dipasang. Namun lagi-lagi ada proses birokrasi di sana yang memakan waktu lama, alhasil hingga sekarang rencana itu tak kunjung terwujud.

Sejatinya Pemprov segera turun tangan mengatasi persoalan yang kiat rumit dalam tubuh manajemen bus Trans Jogja. Seandainya diperbolehkan berikan kepercayaan kepada sejumlah operator untuk mengelola Trans Jogja. Artinya dengan operator tidak dimonopoli akan ada persaingan [sehat tentunya] dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Jangan sampai keberadaan bus Trans Jogja hanya tinggal nama, dan telur itu akhirnya jatuh dari tanduknya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif