Soloraya
Senin, 3 September 2012 - 19:42 WIB

KRISIS AIR: Kekeringan di Wonogiri Meluas

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan di Wonogiri (JIBI/Solopos/Dok)

ILUSTRASI (Trianto Hery S/JIBI/SOLOPOS)

WONOGIRI-Daerah rawan kekurangan air bersih di Kabupaten Wonogiri meluas. Dari data di Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Wonogiri 2012, ada sembilan kecamatan dengan 43 desa. Sedangkan di 2011, ada delapan kecamatan dengan 40 desa.

Advertisement

Tambahan satu kecamatan itu yakni Kecamatan Purwantoro dengan empat desa. Sedangkan di Kecamatan Manyaran ada satu desa yang keluar dari data rawan kekurangan air bersih yakni Desa Pagutan.

“Dari dua desa di Kecamatan Manyaran, ada satu desa yang keluar dari data karena ada bantuan pembuatan sumur dari PNPM. Sedangkan tambahan satu wilayah kecamatan berasal dari usulan saat rakor kekeringan beberapa waktu lalu,” kata Kepala Kesbangpolinmas Wonogiri, Gatot Gunawan, melalui Kabid Linmas, Suwarso, Senin (3/9/2012).

Terkait bantuan dari Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB), lanjut dia, saat ini tengah diajukan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng.

Advertisement

Kabag Kesra Setda Wonogiri, Maryanto, mengatakan bantuan air dari APBD Kabupaten baru tersalurkan Rp15 juta dari target Rp40 juta. Jumlah itu baru disalurkan di wilayah Kecamatan Paranggupito, Giritontro dan Pracimantoro. Bantuan dari pihak ketiga yang melalui pemkab ada Rp9 juta yang disalurkan di wilayah Kecamatan Manyaran, Batuwarno dan Giriwoyo dengan masing-masing Rp3 juta.

Terkait tambahan satu kecamatan yang rawan kekeringan, menurut Maryanto, di lokasi tersebut masih ada sumber air. Tapi, memerlukan waktu untuk mengambil air karena berada di desa tetangga.

“Kami sudah menyurvei lokasi itu. Mereka tidak benar-benar kekurangan sumber air seperti wilayah Wonogiri selatan yang harus mencari air dari sumber air sedalam ratusan meter. Itu hampir sama dengan kondisi di Nguntoronadi,” katanya.

Advertisement

Ia menyatakan, dana bantuan senilai Rp150 juta dari APBD untuk bantuan sosial di antaranya kekeringan tersebut akan dialihkan ke Dinas Sosial saat tahun anggaran 2013. Sedangkan di bagian kesra hanya sebagai pengambil kebijakan.

Ia sebenarnya memiliki gagasan untuk solusi kekeringan berupa pembuatan bak-bak penampung air. Bak tersebut mampu menampung dua hingga tiga tangki air atau sekitar 15.000 liter. Saat ini, bak penampung air yang dimiliki warga mayoritas hanya mampu menampung satu tangki air.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif