Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
“Kami mengimbau wisatawan dan nelayan agar tidak mendekat lokasi Anak Gunung Krakatau karena khawatir terkena bebatuan pijar yang suhunya mencapai 1.000 derajat Celcius,” kata petugas Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di kawasan Pantai Anyer, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Jumono, di Anyer, Senin (3/9/2012).
Menurut dia, PVMBG merekemondasikan radius larangan satu kilometer dari titik letusan. Sebab aktivitas kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakatau relatif kecil sehingga masih dinyatakan status waspada level II. Oleh karena itu, pihaknya meminta nelayan maupun pengunjung dilarang mendekat atau naik ke lokasi Anak Krakatau yang masih aktif.
Selama ini aktivitas kegempaan vulkanik, tremor, embusan kembali meningkat. Ketinggian pijar antara 200 hingga 300 meter yang dikeluarkan dari perut gunung. Meskipun demikian, kata dia, aktivitas Gunung Anak Krakatau tidak menimbulkan gelombang tsunami. “Kami minta masyarakat pesisir dan nelayan diharap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan masyarakat pesisir Anyer dan Carita yang jaraknya 42 kilometer dari Gunung Anak Krakatau mereka masih melakukan aktivitas seperti biasa. Masyarakat dan nelayan yang tinggal di sepanjang pantai mengaku mereka tidak panik jika Gunung Anak Krakatau kembali aktif khususnya untuk kegempaan. “Kami sudah terbiasa dengan aktivitas anak Gunung Krakatau itu, yang terjadi hampir setiap tahun,” ujar Sohib, seorang nelayan Pasauran, Cikoneng, Kabupaten Serang, Jawa Barat.