Tajuk
Jumat, 31 Agustus 2012 - 11:55 WIB

TAJUK: Saatnya Berhemat Pemakaian Premium

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wacana menghemat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) kini bukan lagi isapan jempol.  Pemerintah Provinsi DIY akan melakukan pembatasan BBM bersubsidi per 1 September 2012 dengan kuota bulanan dan harian.

Dengan pembatasan ini, maka warga tak bisa lagi sembarangan boros premium. Jika perilaku boros premium tetap dibudayakan, akibatnya akan terkena langsung ke warga.

Advertisement

Meski pola pembatasan premium masih fleksibel dengan rencana evaluasi tiap dua pekan, penghematan premium khususnya pada kendaraan pribadi tak ada lagi toleransi.

Kuota premium yang disediakan selama September adalah 36.000 kiloliter (kl) atau turun sekitar 11 persen dari kuota normal yakni 40.500 kl.

Advertisement

Kuota premium yang disediakan selama September adalah 36.000 kiloliter (kl) atau turun sekitar 11 persen dari kuota normal yakni 40.500 kl.

Artinya dengan kuota tersebut berarti dalam satu hari ada 1.200 kl atau 1,2 juta liter premium yang diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Meski terlihat mengkhawatirkan tak cukupnya kuota BBM, namun Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan ESDM DIY Rani Sjamsinarsi optimistis masyarakat tak akan kehabisan.

Tapi benarkah? Apakah optimisme itu bisa sesuai perkiraan? Seharusnya bisa. Gerakan menghemat BBM saat ini sudah tak bisa ditunda lagi.

Advertisement

Bahkan pengecer premium harus mendapatkan surat rekomendasi dari pemerintah kabupaten dan kota. Direncanakan ada 12.000 pengecer di DIY yang akan diberikan rekomendasi tersebut. Pengecer bisa mengajukan permohonan rekomendasi ke pemerintah kabupaten dan kota.

Dengan dibatasinya jumlah premium ke tingkat pengecer, tentu masyarakat tak akan bisa semudah sebelumnya mendapat premium. Selain pengecer masih ada lagi pembatasan yang dilakukan untuk mengirit kuota BBM yang telah ditetapkan.

Pembatasan itu adalah dengan diperlambatnya laju nozzle alias selang pengisian di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) khusus mobil pribadi. Diperkirakan dengan diperlambatnya nozzle maka antrean yang panjang bisa menggiring pembeli untuk mengisi pertamax. Sedangkan untuk roda dua tidak diperlambat.

Advertisement

Pembatasan juga dilakukan untuk mobil pengguna solar. Untuk kegiatan perkebunan dengan luasan lebih dari 2 hektare dan pertambangan bukan rakyat harus menggunakan BBM tidak bersubsidi. PT Pertamina akan menyediakan minyak Solar tidak bersubsidi berupa pertamina dex di hampir seluruh SPBU dalam bentuk kemasan. Pertamina dex curah dijual di 5 SPBU di Sleman dan Kota Jogja. Sedangkan untuk wilayah yang tidak menyediakan pertamina dex, PT Pertamina akan menyediakan mobile SPBU untuk menyediakan solar nonsubsidi. Seluruh rencana yang berlaku besok, 1 September 2012 ini hanya bertujuan mengoptimalkan kuota yang masih ada.

Kini tak ada jalan lain kecuali menghemat penggunaan BBM. Memprioritaskan yang benar-benar penting. Setop pemborosan BBM. Pemerintah, yang berjanji akan melakukan evaluasi seyogyanya juga menerima masukan dari masyarakat, kelak pola penghematan ini telah berjalan. Sebab, tanpa masukan dari masyarakat, hanya akan jadi kebijakan searah.

Bagaimanapun, penghematan ini juga harus logis diimbangi dengan fasilitas kendaraan umum yang layak, agar masyarakat tak lagi ramai-ramai menggunakan kendaraan pribadi. Dukung penghematan dengan keseimbangan yang logis.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : BBM Pembatasan Premium
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif