Soloraya
Jumat, 31 Agustus 2012 - 08:15 WIB

Sapi Stres, Mengamuk dan Nyemplung Sumur di Klaten

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

ilustrasi sapi mengamuk (google.img)

KLATEN—Warga Dukuh Pundungan, Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, digegerkan dengan ulah sapi yang masuk ke dalam sumur di dukuh tersebut, Rabu (29/8). Diduga seekor sapi jantan milik Hardi, 55, warga Dusun Mlandang, Desa Manjungan, Kecamatan Ngawen, itu stres dan mengamuk lalu mencebur ke sumur.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Kamis (30/8), awalnya sapi yang baru saja dibeli oleh Hardi seharga Rp6 juta itu hendak dimasukan ke kandang. Sebelumnya sapi tersebut diambil dari Boyolali menggunakan mobil. Saat tali yang melilit leher sapi itu dilepas, tiba-tiba sapi yang masih berada di dalam mobil bak terbuka itu meronta. Hardi dan beberapa orang lainnya yang membantu menurunkan sapi tersebut juga kaget lantaran sapi itu tiba-tiba lari.

“Saya mencoba untuk mengejar sapinya, tapi tidak berhasil,” ujar Hardi di rumahnya, Kamis. Saat dikejar, sapi itu justru lari lebih kencang. Bahkan sapi itu berlari melewati jalan dusun hingga sepanjang sekitar lima kilometer.

Di Desa Jonggrangan, sambung Hardi, sapi itu sempat masuk ke rumah Harjo. Sapi yang diduga stres itu juga masuk ke dalam kandang kambing, menabrak dan menginjak-injak kambing di dalam kandang tersebut. Warga setempat yang mengetahui ada sapi yang mengamuk, langsung ikut membantu menghalau sapi tersebut agar tidak lari ke tempat lain.

Advertisement

Akhirnya setelah digiring, sapi itu lari dan masuk ke permakaman Desa Jonggrangan. Saking kencangnya berlari, akhirnya sapi putih itu terperosok dan masuk ke dalam sumur di lokasi permakaman. Warga yang sebelumnya berlari mengejar sapi, meminta bantuan untuk didatangkan mobil derek. Namun karena mobil derek tak kunjung datang, akhirnya warga mengangkat sapi tersebut dengan cara manual. “Sapinya diangkat menggunakan tali. Kebetulan sumurnya tidak terlalu dalam,” terang Hardi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif