Pilkada
Selasa, 28 Agustus 2012 - 23:30 WIB

PILKADA JAKARTA: Jakarta Terkorup Vs Solo Termiskin

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA– Menjelang  Pilkada DKI Jakarta, suhu politik semakin memanas. Pusat Pelaporan Analisis Transaksi dan Keuangan (PPATK) mengungkapkan temuan pemerintah provinsi yang diduga paling marak melakukan tindak pidana korupsi. Dari data yang dilansir, Pemerintah provinsi DKI Jakarta berada di urutan pertama dengan presentase 46,7% dan urutan ahir Kepulauan Bangka Belitung 0,1%.

Menanggapi temuan PPATK itu, Gubernur DKI Fauzi Bowo yang juga Cagub putaran II Pilkada DKI Jakarta, mengaku pihaknya sudah transparan. “Buat saya pemerintah DKI sudah transparan,” kata Foke di Balaikota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Selatan, Selasa (28/8/2012).

Advertisement

Foke menyatakan kesiapannya jika Pemprov DKI diperiksa. DKI siap bekerja sama dan kooperatif. “Silakan diperiksa, kami tidak akan menutupi, menghalangi atau mempersulit,” jelas Foke.

Kontan saja beberapa pihak menilai temuan PPATK tersebut bertendensi politik. Ketua Komisi III DPR yang juga politisi Partai Demokrat, Gede Pasek Suardika mencurigai temuan tersebut berbau politis. Sebab data tersebut diluncurkan menjelang Pilkada putaran II DKI Jakarta.

Soal “pelabelan” wilayah belakangan menjadi isu menjelang pilkada. Belum lama ini, data kemiskinan di Solo dijadikan serangan yang menyudutkan Walikota Solo yang juga Cagub DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi).

Advertisement

Di Solo dati sekitar 550.000 jiwa penduduk, angka kemiskinan berdasarkan SK Walikota Solo sebanyak 133.600 jiwa.

Seperti diberitakan Solopos.com, beberapa pihak memberi nilai jelek atas prestasi Jokowi jika mengacu pada angka kemiskinan. Tidak hanya di ranah Twitter, salah satu pendiri PAN, Amien Rais, juga mengkritik kinerja Jokowi.

Menanggapi hal ini Jokowi dengan santai menanggapi tudingan berbagai pihak yang menyebut dia telah gagal menangani kemiskinan di Solo. “Yang penting kan itu [data kemiskinan] data riil di lapangan. Kalau daerah lain mana ada yang mau mengungkap data riil,” jelasnya kepada wartawan di Balaikota, Kamis (23/8/2012).

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif