Tajuk
Kamis, 23 Agustus 2012 - 10:04 WIB

TAJUK: Tetap Waspada Kebakaran

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Dalam kurun waktu dua minggu di DIY terjadi peristiwa kebakaran beruntun dengan penyebab yang beragam. Tidak hanya di Kota tetapi hampir merata di semua daerah di DIY.

Berdasarkan data di UPT Penanggulangan Bencana Kebakaran, Pemkab Gunungkidul kasus kebakaran pada 2012 hingga Agustus sudah terdapat 18 kasus kebakaran. Dari data tersebut disebutkan, sebagian besar dari kasus kebakaran terjadi sebab faktor kelalaian manusia (human error).

Advertisement

Kasus kebakaran terakhir terjadi di sebuah rumah di Dusun Sambeng, Desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen nyaris ludes dilalap api dalam kebakaran pada Senin (13/8) malam. Kerugian ditaksir mencapai Rp20 juta. Titik api yang membesar berasal dari pembakaran kayu menggunakan tungku di dapur rumah

Bahkan di Jakarta, Selasa (21/8) kebakaran besar terjadi di kawasan padat penduduk. Di area seluas 9.000 meter persegi di RT 02 RW 02, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, ludes dilalap api. Lahan yang dihuni sekitar 140 kepala keluarga tersebut, diketahui sebagai tanah tak bertuan. Padahal saat itu hampir sebagian rumah dalam keadaan ditinggal penghuninya yag mudik Lebaran ke kampung halaman. Diduga api berasal dari korsleting dan menyambar cairan kimia yang mudah terbakar di sebuah rumah yang ditinggal mudik pemiliknya.

Banyak peristiwa kebakaran yang memang tidak bisa tertangani dengan cepat oleh petugas pemadam kebakaran. Beragam alasan di antaranya lokasi yang padat dan tidak bisa dijangkau kendaraan pemadam serta penataan listrik yang semerawut menjadi penyebab akhirnya kebakaran bertambah luas.

Advertisement

Namun di sisi lain, sejatinya kewaspadaan dari masyarakat juga menjadi hal yang utama. Khususnya dalam hal penataan listrik di pemukiman penduduk. Seringkali masyarakat dengan seenaknya saja mengambil aliran listrik yang disambungkan ke rumah, padahal hal itu bisa membahayakan jika terjadi korsleting.

Padahal dari data yang ada kebanyakan penyebab utama kebakaran adalah korsleting listrik.

Mengenai standar operasional prosedur (SOP) dari pemadam kebakaran pun harus menjadi perhatian serius. Seringkali kebakaran tidak bisa cepat di hentikan yang berakibat pada meluasnya area yang terbakar akibat lambatnya petugas pemadam datang ke lokasi.

Advertisement

Sekali lagi, memang banyak faktor yang menjadi penyebab kelambatan tersebut. Selain lokasi pemukiman yang pada penduduk, maupun fasilitas yang dimiliki Dinas Pemadam Kebakaran tidak sesuai kelayakan.

Khusus di Kota Jogja di mana banyak kawasan pemukiman yang padat penduduk dan tidak bisa dilalui pemadam kebakaran, harusnya sudah bisa diantisipasi sejak dini.

Misalnya saja penyediaan tabung untuk memadamkan api di posko siskamling ataupun rumah ketua RT dan RW. Sementara bagi kawasan yang tidak padat penduduk, harusnya Dinas Pemadam Kebakaran sudah bersiaga dalam artian bisa mengetahui medan yang akan dituju.

Di sinilah yang harus menjadi perhatian semua pihak, tidak hanya Dinas Pemadam Kebakaran tapi juga pemerintah setempat, juga masyarakat harus bisa meningkatkan kewaspadaan. Apalagi saat musim kemarau. Kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan dalam mengurangi dampak kebakaran sehingga tidak akan sampai meluas atau bahkan tidak akan bertambah besar.

Advertisement
Kata Kunci : Kebakaran Waspada
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif