SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Musim mudik Lebaran telah tiba. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk pulang kampung contohnya Jon Koplo dan Tom Gembus. Karena masih sekolah dan merasa pingin nyoba nyari pengalaman, kedua warga yang masih tercatat sebagai siswa salah satu SMP di Klaten ini berani nekat.
Suatu hari, sampailah mereka di terminal dan naik bus jalur Jogja-Surabaya Jon koplo dan Gembus beraksi dan berminat nunut bus dengan berbekal gitar dan icik-icik.
“Permisi Om tante, nunut ngamen….” teriak Gembus lalu menghibur penumpang dengan irama lagu.
Selesailah lagu yang dinyanyikan saatnya keliling dan nariki penumpang uang receh seikhlasnya. Tapi betapa kagetnya Koplo. Ketika dia menghampiri Den Baguse, seorang bapak-bapak memakai pecis yang sudah dikenalnya sedang menyerahkan beberapa uang receh kepada Gembus.
Bapak-bapak itu itu adalah guru sekolah SMP nya . “ Plo. Ada pak guru Den baguse, ayo kabur,” celetuk Gembus sambil jalan cepat.
Begitu mengenal wajah Koplo dan Gembus, Den Baguse langsung berdiri dan mengejar sambil memanggil, ”Gembus, Koplo, kok tekan kene? Kamu ngamen nak?” tanya Den Baguse.
Tapi terlambat. Kebacut konangan, Gembus dan Koplo yang hendak membuang muka dan segera kabur dari tempat itu terpaksa berjalan menghampiri Den Baguse dengan senyum yang dipaksakan.
“ Kamu ngamen Tom, Koplo juga? pantesan kalian jarang masuk sekolah?” ungkap Den baguse.
Wajah Gembus dan koplopun berubah abang ireng dan buat alasan. “He….he iya pak..kami lagi menghibur mudik ini,” jawab Koplo. Keduannya pun segera pamit sama Den Baguse dan menarik Gembus cabut dari tempat itu.
Dari kejauhan, sadar kalau Gembus dan Koplo kisinan, “Weeealah niatnya mudik sambil cari pengalaman e..malah dapat malu.”
Nur Mustafid
Klitren Lor