News
Sabtu, 11 Agustus 2012 - 11:53 WIB

Rencanakan Serangan Bom, Tentara AS Dibui Seumur Hidup

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/detikcom)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/detikcom)

TEXAS- Seorang tentara Amerika Serikat (AS) dihukum penjara seumur hidup oleh pengadilan. Tentara berusia 22 tahun ini terbukti bersalah telah merencanakan serangan bom untuk membunuh tentara lainnya beserta keluarganya di sebuah markas militer di Texas.

Advertisement

Pengadilan menyatakan Naser Jason Abdo bersalah atas perencanaan serangan bom di Fort Hood, sebuah fasilitas militer di Austin, Texas. Rencana tersebut dilakukannya pada Mei lalu, dimana dia akan meledakkan bom di sebuah restoran China ternama yang dekat dengan markas militer AS.

Dalam persidangan, Naser yang beragama Islam ini menyatakan perbuatannya tersebut merupakan ‘jihad’. Bak seorang pengacara, Naser memberikan penjelasan kepada hakim bagaimana dirinya berubah dari seorang prajurit menjadi seorang pelaku jihad.

“Saya tidak meminta pengampunan di pengadilan ini karena hanya Allah yang berhak memberikan pengampunan,” jelas Naser dalam persidangan seperti dilansir oleh AFP, Sabtu (11/8/2012).

Advertisement

Naser ditangkap oleh polisi dan FBI pada Juli lalu, di sebuah motel di dekat Fort Hood. Aparat menemukan sebuah pistol tangan, lalu bubuk mesiu yang cukup untuk membuat sebuah bom serta sebuah kertas yang berisi petunjuk merakit bom dari militan Al-Qaeda.

Selain kasus ini, Naser juga dituding merencanakan penculikan dan pembunuhan seorang tentara yang merupakan rekannya. Hal ini dilakukannya ketika masih bertugas di Fort Campbell, Kentucky. Namun rencananya ini gagal dan Naser pun melarikan diri ke negara bagian lain. FBI menemukan sebuah kantong mayat yang akan digunakan Naser, serta sebuah alat penyetrum dan garpu jerami besar yang biasa digunakan di peternakan.

Setelah berhasil oleh FBI, Naser tidak membantah tuduhan yang ditudingkan kepadanya. “Dia menyatakan dirinya melakukan hal ini demi orang-orang Afghanistan, yang menjadi korban penganiayaan,” terang seorang agen FBI Charles Michael Owens yang menginetrogasi Naser.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif