Soloraya
Rabu, 8 Agustus 2012 - 15:39 WIB

KALI SERANG SURUT, Warga Bertani di Hamparan Sedimen

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sedimen di Kali Serang, tepatnya di sekitar Jembatan Klewor, Kemusu, Boyolali, Rabu (8/8/2012), tampak dimanfaatkan petani untuk lahan bercocok tanam. (JIBI/SOLOPOS/Oriza Vilosa)

Sedimen di Kali Serang, tepatnya di sekitar Jembatan Klewor, Kemusu, Boyolali, Rabu (8/8/2012), tampak dimanfaatkan petani untuk lahan bercocok tanam. (JIBI/SOLOPOS/Oriza Vilosa)

BOYOLALI—Tanah sedimen Kali Serang di seputar wilayah Kecamatan Kemusu, Boyolali, berubah menjadi lahan bercocok tanam semenjak airnya surut.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com di sekitar Jembatan Klewor, Kemusu, Rabu (8/8/2012), surutnya air menyebabkan lebih dari 75 persen badan sungai berubah menjadi seperti dataran. Sejumlah varietas seperti jagung, padi dan melon ditanam petani di lokasi tersebut.

Petani menggunakan lahan dengan bantuan irigasi dari sisa aliran air. Kondisi seperti itu ternyata tak hanya terjadi di sekitar jembatan Klewor. Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dari UPTD Pertanian Kemusu, Supadi, menerangkan hal serupa terjadi di Desa Bawu, Desa Genengsari, Desa Kedungmulyo dan Desa Wonoharjo.

Di Kedung Mulyo, terang dia, hamparan sediment yang digunakan bertani lebih luas. “Kemarau seperti ini malah menjadi manfaat bagi petani. Mereka bercocok tanam di tanah endapan,” kata dia saat ditemui Solopos.com di Kemusu, Rabu.

Advertisement

Rata-rata petani menggarap lahan sesuai dengan lokasi kepemilikan. Lebih lanjut Supadi menerangkan, lahan-lahan petani tersebut dulu dibebaskan untuk pembangunan saluran Kali Serang, sekitar 1989.

“Tak ada rebutan jadi mereka menanam sesuai tanah yang dulu dimiliki. Sekarang sudah jadi tanah negara dan jika musim penghujan tanah tersebut tergenangi air,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif