Ketertarikan kepada tari Jawa membuat Mika Masui, datang ke Solo. Sebelumnya, di negara asalnya, Jepang, sejak SMP, dia sudah mengikuti sanggar tari Jawa.
Di sanggar tari Jawa yang diikutinya di Jepang, dia diajar oleh guru yang berasal dari Solo. Akhirnya perempuan yang kerap disapa Mika itu melanjutkan kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.
Mika mengambil Jurusan Tari pada 2010 melalui program Student Exchange. Ia hanya menempuh kuliah di Indonesia selama dua tahun. Selain di ISI Solo, Mika juga mendalami Sastra Indonesia di Universitas Sebelas Maret (UNS). Untuk kuliah di UNS, Mika mendapatkan program beasiswa Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud.
Tidak hanya ingin mendalami tari Jawa, Mika memiliki keinginan untuk mengenal budaya Indonesia, bahasa dan keseniannya yang beragam. “Indonesia itu menarik, banyak etnis dan memiliki ragam agama yang hidup menjadi satu,” ujarnya, Jumat (3/8).
Saat pertama menginjakkan kaki di Indonesia, Mika merasa penduduknya amat ramah. “Penduduk Indonesia sopan santun sama seperti di negara saya,” katanya.
Perempuan pemeluk Buddha ini juga suka dengan Candi Borobudur. “Saya pernah mengikuti Ibadah di sana,” katanya.
Perempuan 22 tahun ini berjanji ketika pulang ke Jepang, akan memperkenalkan dan mengajarkan tarian Jawa. “Orang Jepang itu lebih mengenal Bali daripada Jawa. Saya sangat senang bisa belajar di Indonesia selain biaya hidupnya murah penduduknya juga ramah,” jelasnya.