Soloraya
Sabtu, 4 Agustus 2012 - 07:02 WIB

Para Santri pun Ingin Jadi Pilot

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Santri dari Ponpes Kholifatullah Singo Ludiro, Laban, Mojolaban, Sukoharjo, Jumat (3/8/2012) sore, berpose di depan pesawat di Lanud Adi Soemarmo, Boyolali. 87 Santri dan santriwati dari Ponpes itu diberi kesempatan menikmati aset dirgantara yang ada di Lanud tersebut. (JIBI/SOLOPOS/Oriza Vilosa)

Santri dari Ponpes Kholifatullah Singo Ludiro, Laban, Mojolaban, Sukoharjo, Jumat (3/8/2012) sore, berpose di depan pesawat di Lanud Adi Soemarmo, Boyolali. 87 Santri dan santriwati dari Ponpes itu diberi kesempatan menikmati aset dirgantara yang ada di Lanud tersebut. (JIBI/SOLOPOS/Oriza Vilosa)

Buka bersama Jumat (3/8), menjadi yang istimewa bagi para santri dan santriwati cilik dari Ponpes Kholifatullah SIngo Ludiro, Laban, Mojolaban, Sukoharjo. Mereka diundang buka bersama (Buber) oleh SAR Highlander HumaNature (HNC) dan Lanud Adi Soemarmo, Boyolali.

Advertisement

Diundang Buber memang biasa bagi mereka. Namun berkesempatan ngabuburit dengan melihat koleksi pesawat di dalam kompleks bandara menjadi hal langka bagi mereka. “Puasa seperti ini menjadi hari rayanya bagi anak-anak. Tapi kali ini memang istimewa karena acara dikemas dengan keunikan,” jelas Direktur Pendidikan Ponpes itu, Lilis Fatimah, kepada Solopos.com, di sela-sela mendampingi anak asuhnya.

Lilis mengaku senang. Dan dia tak mau 87 santri dan santriwatinya itu membuat momen itu sia-sia. “Dari mau berangkat saya sudah tekankan. Kami ke bandara tak hanya melihat-lihat, tapi juga mengajak anak-anak bermimpi agar menggantungkan cita-cita. Siapa tahu di antara mereka bisa jadi pilot atau pramugari,” harap Lilis.

Para petugas Binpo Dirga Lanud Adi Soemarmo pun menjadi luwes memberi pengarahan di depan anak-anak. Selain memperkenalkan jenis-jenis pesawat di tempat itu, mereka juga memancing kecintaan peserta terhadap kekayaan dirgantara Indonesia.

Advertisement

Yang heboh adalah saat para peserta diberi kesempatan mengenakan baju pilot berwarna oranye. Baju itu dibebaskan dipakai. Bahkan, peserta diberi keleluasaan mengabadikan gambar saat mengenakan seragam dan berpose di depan pesawat. “Sebelum jadi pilot beneran, nyicil fotonya dulu,” celetuk sejumlah peserta.

Reza, peserta asal Karanganyar, mengaku senang berfoto dengan pose gagah saat itu. Meskipun demikian, secara jujur dia tak memiliki cita-cita jadi pilot atau pramugara. “Saya mau jadi kyai saja. nanti kan bisa diundang kemana aja trus saya datang diantar pesawat,” terangnya tersipu kepada Solopos.com.

Kasi Binpo Dirga Lanud Adi Soemarmo, Kapten Didik Hendriyanto mewakili Komandan Lanud Adi Soemarmo, Letkol Penerbang Kusworo, mengatakan gelar acara itu bertujuan menanamkan kecintaan peserta kepada dunia dirgantara. “Prinsipnya kami terbuka. Orientasi biar mereka cinta dirgantara, utamanya cinta negera. Toh semua ini milik mereka juga,” kata dia.

Advertisement

Ketua HNC, Dwiantoro alias Kumbo, mengaku senang bisa berbagi pengalaman kepada para anak di Ponpes tersebut. “Mereka kurang beruntung tapi memiliki kesempatan sama dibanding anak-anak lainnya. Untuk itu tak ada salahnya mereka bermimpi dan meraihnya,” tukas Kumbo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif