Tajuk
Jumat, 27 Juli 2012 - 10:33 WIB

TAJUK: Hemat Premium Sekarang Juga

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

DIY dilanda ancaman krisis bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi atau premium. Satu berita yang tak enak kita dengar, namun harus segera dicarikan solusi agar tidak menimbulkan pengaruh buruk bagi kestabilan kehidupan seluruh warga DIY.

Saat ini persediaan BBM di DIY hanya cukup memenuhi kebutuhan sampai November. Jika tidak dilakukan penghematan mulai saat ini kekurangan kuota mencapai 215.224 kiloliter. Pemprov mengatakan salah satu penyebab stok premium menipis adalah peningkatan pemakaian saat musim liburan. DIY sebagai salah satu tujuan wisata banyak menerima kendaraan dari luar daerah dan mengonsumsi premium kuota DIY.

Advertisement

Ancaman krisis premium sampai akhir tahun ini bukan isapan jempol. Bahkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X telah menyatakan secara resmi minimnya stok premium dan meminta segera dilakukan penghematan agar kebutuhan sampai akhir tahun aman.

Apalagi kenyataannya Pertamina tidak lagi bisa menambah kuota premium untuk DIY, sehingga penghematan pemakaian premium harus benar-benar dilakukan seluruh elemen masyarakat. Instansi ini bahkan sudah menyerahkan kepada masing-masing pemerintah daerah tentang mekanisme pembatasan pemakain premium.

Beberapa daerah memang telah bertindak cepat mengantisipasi ancaman krisis premium ini. Bantul misalnya, akan memberlakukan pembatasan pembelian premium untuk pedagang eceran dari yang biasanya diberi jatah 30 liter sekarang hanya 20 liter per hari. Begitu juga dengan Kota Jogja dan Sleman sudah ancang-ancang mengambil tindakan serupa.

Advertisement

Sampai saat ini pemprov DIY bersama pemerintah kabupaten/kota tengah menggodok mekanisme pembatasan yang efektif dan solutif. Ini tentu bukan pekerjaan yang mudah. Kita bisa melihat dari pengalaman, Pemerintah Pusat yang begitu kesulitan mencari teknik konkret  pembatasan pemakaian BBM

Namun meski sulit bukan berarti tidak bisa dijalankan. Kita tentu berharap Pemprov DIY bisa melahirkan aturan penghematan pemakaian premium yang benar-benar bisa diterima semua pihak. Tidak menyulitkan warga sebagai konsumen, dan tidak merugikan SPBU sebagai penyedia premium.

Persoalan penghematan premium memang harus menjadi tanggung jawab bersama bukan hanya pekerjaan pemerintah. Krisis BBM ini harus menjadi kewaspadaan massal. Semua warga DIY harus menyadari bahwa saat ini kuota premium dalam titik nadir. Karena jika hanya pemerintah saja yang sadar akan krisis ini, maka sebagus apapun kebijakan penghematan tidak akan berjalan maksimal di lapangan.

Advertisement

Kesadaran massal akan krisis premium ini bisa diwujudkan dengan tidak berniat menimbun hanya untuk kepentingan uang dan menjalankan aturan penghematan seperti apa yang sudah diterbitkan pemerintah. Tidak  hanya itu, barangkali sudah saatnya digalakkan budaya hidup hemat premium di DIY. Bagaimana caranya? Untuk sementara berpuasalah memakai kendaraan pribadi, dan lebih mengutamakan memakai kendaraan umum. Atau tidak usah bepergian jika memang tidak terlalu penting. Gaya hidup seperti ini menjadi penting dilakukan dan bisa menjadi gerakan massal agar kuota premium di DIY bisa cukup sampai akhir tahun. Karena jika bukan warga DIY yang berusaha menyelamatkan diri, lantas siapa lagi?

Advertisement
Kata Kunci : BBM Hemat Pertamax Premium
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif