News
Kamis, 26 Juli 2012 - 07:30 WIB

SUU KYU Serukan Perlindungan Hak Etnis Minoritas

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aung San Suu Kyi (en.wikipedia.org)

Aung San Suu Kyi (en.wikipedia.org)

NAYPYITAW- Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, menyerukan perlindungan hukum terhadap hak-hak minoritas di berbagai negara yang dilanda perselisihan etnis.

Advertisement

Dalam pidato pertamanya di parlemen di Ibu Kota Naypyitaw, Rabu (25/7/2012), Suu Kyi menggunakan momentum singkat itu untuk menggalang dukungan parlemen terhadap penegakan hak-hak etnis minoritas. “Untuk menjadi perserikatan yang benar-benar demokratis dengan semangat persatuan, persamaan hak dan saling menghormati, saya mendorong semua anggota parlemen untuk membahas hukum yang diperlukan untuk melindungi persamaan hak etnis,” katanya seperti dilansir yahoonews.

Melindungi hak-hak etnis dibutuhkan lebih dari sekadar mempertahankan bahasa dan budaya, kata peraih penghargaan Nobel Perdamaian itu sambil menambahkan, kelompok-kelompok minoritas rata-rata menderita akibat kemiskinan. “Selain itu, api perang tidak sepenuhnya dipadamkan,” tandasnya.

Kerusuhan etnis di Negara Bagian Kachin di Myanmar utara telah mengakibatkan puluhan ribu orang mengungsi. Insiden tersebut juga membayangi upaya pemerintah untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan berbagai kelompok bersenjata etnis minoritas di daerah-daerah.

Advertisement

Sementara, bentrokan baru antara kaum Buddha etnis Rakhine dan Muslim Rohingya di Negara Bagian Rakine, Myanmar barat, telah menewaskan puluhan orang dan mengakibatkan puluhan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal. Pemerintah Myanmar selama ini menganggap Rohingya sebagai orang asing dan banyak warga setempat memandang kelompok itu sebagai imigran gelap dari negara tetangga Bangladesh.

Suu Kyi menyatakan kekecewaannya terhadap beberapa aktivis hak yang tidak menawarkan dukungan lebih kuat kepada sekitar 800.000 warga Rohingya di Myanmar, meskipun tak secara khusus menyebut kekerasan di Rakhine dalam pidatonya kemarin. Kelompok Muslim Rohingya disebut PBB sebagai salah satu minoritas yang paling teraniaya di dunia.

Para pengamat politik mengatakan masalah ini merupakan ladang ranjau politik bagi Suu Kyi yang tengah mencoba membangun citra diri sebagai tokoh kesatuan. Perannya itu memerlukan Suu Kyi untuk mewakili berbagai kelompok minoritas Myanmar dan aktivis prodemokrasi di antara kelompok mayoritas.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif