Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Country Head General Manager PT Cargill Indonesia Jean-Louis Guillou mengatakan jika harga kedelai US$16 per bushel di AS kemudian dibawa ke Indonesia, maka harga akan turun 5% jika bea masuk juga diturunkan dari 5% menjadi 0.
“Namun, ketika harga kedelai di AS naik menjadi US$20 per bushel, kemudian dengan kebijakan pemerintah Indonesia menurunkan bea masuk impor kedelai, kami tidak dapat menjawab [apakah kebijakan itu dapat menurunkan harga kedelai],” ujarnya saat Diskusi Kenaikan Harga Kedelai.
Pemerintah memutuskan membebaskan bea masuk impor kedelai dengan tujuan untuk membuat harga kedelai bergerak turun.
Jean menjelaskan dengan penurunan bea masuk impor, maka akan berpengaruh dengan penurunan harga, tetapi pengaruh itu tidak akan signifikan.
Namun, harga kedelai ditentukan oleh faktor suplai dan permintaan. Jika suplai cukup, maka harga akan stabil dan sebaliknya. “Ditentukan dengan besarnya suplai salah satu penentunya adalah curah hujan mungkin pada Agustus [2012] diperkirakan dari AS [curah hujan di AS pada Agustus diprediksi sudah mulai banyak].” Dia memaparkan curah hujan yang membaik di AS akan membuat produksi kedelai meningkat, sehingga berpengaruh terhadap harga komoditas itu di pasar dunia.
Harga kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe saat ini sekitar Rp8.300 per kg naik dibandingkan dengan bulan lalu Rp6.500 per kg dan lebih tinggi dibandingkan dengan awal tahun ini Rp5.300 per kg. Sementara itu, perajin tahu dan tempe menilai harga normal kedelai yaitu Rp6.000-Rp6.500 per kg.