Entertainment
Selasa, 24 Juli 2012 - 16:19 WIB

RA KOSASIH MENINGGAL: Lewat Komik Pewayangan Sebarkan Falsafah Kehidupan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pelayat berdoa di sisi jenazah RA Kosasih, komikus senior yang terkenal dengan komik serial pewayangan seperti Ramayana dan Mahabarata serta tokoh superhero lokal Sri Asih. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Seorang pelayat berdoa di sisi jenazah RA Kosasih, komikus senior yang terkenal dengan komik serial pewayangan seperti Ramayana dan Mahabarata serta tokoh superhero lokal Sri Asih. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

DENPASAR – Bapak komikus Indonesia Raden Ahmad Kosasih yang wafat dalam usia 93 tahun, Selasa dini hari, dinilai telah banyak mewariskan falsafah ilmu kehidupan yang tersebar melalui karya-karya cerita pewayangan.
Advertisement

“Mungkin banyak yang tidak sadar telah mewarisi ajaran ilmu kehidupan yang tertanam setelah membaca karya-karya komik pewayangan karya RA Kosasih,” kata Josephine “Obin” Komara, salah seorang pengagum sekaligus penggemar falsafah kehidupan komik pewayangan karya almarhum, Selasa.

Obin yang mengaku sangat berduka menyebutkan bahwa paling tidak ada dua kelompok penggemar, yakni generasi tua di atas setengah abad dan paruh baya yang banyak mewarisi ajaran falsafah hidup dari karya-karya RA Kosasih. Pengusaha pelopor batik warna alami melalui unit usaha Bin House itu merasa yakin ajaran falsafah kehidupan dari karya komik seperti terkait pengembangan jatidiri, integritas dan budi pekerti, masih akan mampu tumbuh di kalangan generasi yang lebih muda.

“Kita semua tentu berharap ajaran kehidupan yang baik bisa terus tumbuh pada gerenasi yang lebih muda. Apalagi di tengah kecenderungan merosotnya nilai-nilai kebangsaan, nasionalisme dan kepedulian antarsesama dewasa ini,” kata wanita yang juga memiliki cabang usaha di Bali itu.

Advertisement

Seiring pemberangkatan jenazah almarhum dari rumah duka di Jalan Cempaka Putih III No.2, Rempoa, Ciputat, menuju TPU Tanah Kusir, Obin merasa yakin sisi positif ajaran falsafah pewayangan seperti melalui karya Mahabarata, Baratayudha, Parikesit dan lainnya, akan terus tumbuh menyebar. “Ibarat api yang tak akan kunjung padam, meski terkadang kobarannya mengecil, tetapi ajaran terkait pemahaman, pemaknaan, pengertian dalam kehidupan yang berpadu dengan imajinasi, sikap, semangat, akan terus tumbuh,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif