Soloraya
Minggu, 22 Juli 2012 - 20:17 WIB

TRAUMA, PETANI LELE Stop Tebar Benih

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kolam-kolam lele di Desa Tanjungsari, Banyudono, Boyolali. Foto diambil beberapa waktu lalu (Oriza Vilosa/JIBI/Solopos)

Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI--Sejumlah petani di kawasan minapolitan Desa Tanjungsari, Banyudono, Boyolali, menyetop sementara penebaran bibit lele akibat trauma atas bibit kualitas sebelumnya.

Advertisement

Bibit yang mereka tebar sebulan lalu dinilai kurang baik. Tanda-tanda itu sudah terlihat tak lama setelah bibit ditebar. “Belum lama tebar sudah terlihat banyak yang mati. Jadi ini stop dulu,” jelas salah satu petani lele di Tanjungsari, Rendi, 26, saat ditemui Solopos.com, Minggu (22/7/2012).

Dia menerangkan peristiwa lele mati mendadak banyak terjadi sekitar sebulan lalu. Yono, 32, petani lele lainnnya di Tanjungsari, menjelaskan lele di puluhan kolam di kawasan minapolitan Tanjungsari mengalami hal tersebut. Dia menengarahi bibit-bibit itu dibeli petani dari Sragen.  “Puluhan kolam, bahkan lebih. Hitungan perkolam 6.000 benih tebaran yang mati ada 1.000-2.000 ekor,” ujarnya.

Dari itu diperkirakan, lanjut dia, panen tak maksimal pada jadwal pasca lebaran nanti. “Kan dua bulan panen, jadi yang seangkatan sama itu paling bisa dipanen 3.000 ekor per kolam, jadi sisa separo,” imbuhnya.

Advertisement

Yono menjelaskan para petani tak mengetahui secara persis penyebab kejadian itu.  Dia mengatakan sementara penyusutan lele setiap kolam baru terjadi di periode tebar Juni dan panen Agustus.  Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, terdapat 420 petak kolam di lokasi minapolitan itu. Petani menggilir jadwal penebaran dan panen lele di lokasi tersebut.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif