Lifestyle
Jumat, 20 Juli 2012 - 15:50 WIB

Puasa Tingkatkan Kepedulian

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puasa dapat meningkatkan kepedulian kepada sesama. Ibadah puasa jika dihayati benar-benar dapat membawa dampak-dampak sosial. (Lutfiyah/JIBI/SOLOPOS)

Puasa dapat meningkatkan kepedulian kepada sesama. Ibadah puasa jika dihayati benar-benar dapat membawa dampak-dampak sosial. (Lutfiyah/JIBI/SOLOPOS)

Suatu hari, sepeninggal Rasulullah SAW, Abu Hurairah RA beriktikaf di Masjid Nabawi. Tiba-tiba di luar ada seorang wanita meminta tolong. Abu Hurairah pun segera menawarkan bantuan.

Advertisement

”Mari bersamaku wahai saudara, aku akan memenuhi keperluanmu,” ajak Abu Hurairah.
Sahabat-sahabat yang sedang beriktikaf berusaha mencegah Abu Hurairah. “Anda sedang iktikaf, jangan pergi-pergi,” kata salah seorang sahabat.

Abu Hurairah lantas menjawab, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh berjalannya seseorang di antara kamu untuk memenuhi kebutuhan saudaranya, lebih baik baginya daripada iktikaf di masjidku ini selama sebulan’”.

Advertisement

Abu Hurairah lantas menjawab, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh berjalannya seseorang di antara kamu untuk memenuhi kebutuhan saudaranya, lebih baik baginya daripada iktikaf di masjidku ini selama sebulan’”.

Demikian kisah yang disampaikan Direktur Ponpes Ibnu Abbas Klaten, Mu’inudinillah Basri dan Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Achmad Satori Ismail, pada acara talkshow menyambut datangnya Ramadan bersama Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Solo, di Masjid Babussalam kompleks Kantor PLN, Purwosari, Solo, Minggu (15/7/2012).

Mu’inudinillah mengemukakan puasa itu sesuatu yang biasa dilakukan. Hukum puasa Ramadan wajib. Puasa secara bahasa al imsak artinya menahan. Puasa di sini berarti menahan diri dari yang membatalkan dan merusak dari terbitnya fajar shodiq sampai tenggelamnya matahari. Banyak sunah-sunah selama puasa.
Yaitu menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur, jangan berkata kotor, jangan berkata fasik, meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat, memperbanyak membaca Alquran, berdoa ketika berbuka, mengisi kehidupan dengan hal-hal yang bermanfaat dan membantu kaum muslimin.

Advertisement

Achmad menuturkan kepedulian terhadap orang lain merupakan sesuatu yang diajarkan Islam. Orang paling baik dalam pandangan Islam yaitu yang paling banyak memberikan jasa kepada orang lain atau memberikan kepedulian kepada orang lain.

Dia menyampaikan kalau ada muslim di dunia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Allah kemudian tidak peduli dengan orang lain atau bahkan menyakiti orang lain, maka orang itu tidak layak masuk surga Allah.

Pada acara yang bertemakan Menyambut Ramadan Penuh Kedamaian dan Keberkahan itu, Achmad menyampaikan materi tentang Ramadan Bulan Ukhuwah Peduli Tetangga demi Terciptanya Solo yang Damai.

Advertisement

“Di dalam Islam, kesuksesan itu cirinya ada tiga. Hablumminallah, hablumminannas dan pengembangan diri untuk meningkatkan hablumminallah dan hablumminannas,” paparnya.

Mengokohkan hablumminallah yaitu dengan ibadah-ibadah mahdah. Di antaranya salat, puasa, haji, umrah, tilawah Alquran dan sebagainya.

Menjaga hubungan dengan Allah sebagai satu syarat yang harus menghasilkan hubungan baik dengan manusia.

Advertisement

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia…” (QS Ali Imran: 112)

Ahmad mengatakan kebanyakan manusia-manusia itu munafik. Banyak beribadah tapi hanya formalitas. Salat rajin, hidup tidak jujur. Puasa dilaksanakan tapi dengan tetangga tidak akur. Tetangga bukan hanya dimaknai orang yang rumahnya berdampingan. Tetangga bisa juga orang atau keluarga yang paling terdekat seperti istri, anak dan lain-lain.

“Rajin ibadah tapi dengan istri tidak baik itu palsu. Apalagi suka menyakiti dan kasar dengan istri dan anak. Orang tersebut termasuk ke dalam manusia-manusia yang hablumminallahnya yang palsu. Na’udzubillah,” terangnya.

Rasulullah bersabda:“Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada keluarganya dan aku paling baik terhadap keluargaku.“ (HR Ibnu Asakir)

Achmad menambahkan puasa itu sebenarnya amalan yang paling utama pada bulan Ramadan. Puasa merupakan suatu amalan yang dapat memasukkan orang ke dalam surga.

Di dalam hadits yang diriwayatkan Ahmad Nasa’i dan Al Hakim dari Abu Umamah, ia berkata: “Aku pernah mendatangi Nabi Muhammad seraya berkata: “Wahai Rasullullah, perintahkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan aku ke surga”. Beliau menjawab: “Hendaklah kamu berpuasa, karena puasa itu merupakan amalan yang tidak ada tandingannya”. Kemudian aku mendatangi beliau untuk kedua kalinya dan beliau berkata dengan nasihat yang sama.

Menurut Achmad puasa akan banyak memberikan dampak-dampak sosial. Di antaranya mendorong seseorang peduli kepada orang lain dan memperkokoh ukhuwah. Sewaktu seseorang berpuasa, saat lapar diharapkan bisa ingat dengan orang miskin. Banyak sekali manusia-manusia lain yang dalam kondisi lapar.

“Sewaktu dalam kondisi kenyang tapi bukan kekenyangan, umat Islam supaya mensyukuri nikmat Allah yang tidak bisa dihitung,” lanjutnya.

Nadhiroh/JIBI/SOLOPOS

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif