Soloraya
Jumat, 20 Juli 2012 - 18:53 WIB

MASJID AL WUSTHO: 2 Tahun Ajukan Permohonan, Dana Perbaikan Tak Kunjung Turun

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja sedang melakukan pemasangan paving block di halaman Masjid Al Wustho, Ketelan, Banjarsari, Solo. Masjid milik Pura Mangkunegaran itu hingga kini belum pernah mendapatkan bantuan dana renovasi dari pemerintah meski sejumlah bagiannya sudah mengalami kerusakan. Upaya perbaikan dan renovasi yang dilakukan selama ini dilakukan secara swadana. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

Pekerja sedang melakukan pemasangan paving block di halaman Masjid Al Wustho, Ketelan, Banjarsari, Solo. Masjid milik Pura Mangkunegaran itu hingga kini belum pernah mendapatkan bantuan dana renovasi dari pemerintah meski sejumlah bagiannya sudah mengalami kerusakan. Upaya perbaikan dan renovasi yang dilakukan selama ini dilakukan secara swadana. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu)

SOLO – Meski dua tahun lalu pengelola Masjid Al Wustho, Mangkunegaran, sudah mengajukan dana perbaikan, namun hingga saat ini salah satu benda cagar budaya (BCB) tersebut tak kunjung mendapat kucuran dana. Padahal, ada bagian bangunan masjid tersebut yang mulai rapuh dan membahayakan.
Advertisement

Sekretaris takmir Masjid Al Wustho, Ahmad Yani, mengatakan, 2 tahun lalu pihaknya telah mengajukan proposal perbaikan ke DPRD Solo guna perbaikan salah satu bagian bangunan yakni atap masjid. Dana perbaikan yang diajukan, jelasnya, sebesar Rp200 juta. Ahmad mengungkapkan bagian atap yang dipriroritaskan untuk diperbaiki yakni pada kayu penopang atap yang melengkung. Untuk sementara, pengurus masjid melakukan perbaikan secara swadana meskipun hasilnya belum maksimal.

“Talang yang ada di bagian utama untuk menopang genteng sudah melengkung. Dulu, kalau hujan bocor, sekarang sudah kami perbaiki sendiri, ” jelasnya, Jumat (20/7/2012). Diterangkannya, untuk antisipasi kayu penopang genting agar tidak semakin melengkung dan ambrol, pihaknya mengantisipasi dengan memperkuat melalui kayu penopang lain. “Ya dana dari kas dan infak masjid. Perbaikan kami lakukan secara bertahap,” ujarnya.

Dijelaskan Ahmad, berdasarkan keterangan yang diperoleh ta’mir masjid, perbaikan masjid tersebut masih menunggu giliran setelah proses perbaikan Masjid Agung selesai. “Katanya didahulukan Masjid Agung dulu. Di Solo kalau tidak salah masjid BCB ada tiga, yakni Masjid Agung, Masjid Al Wustho, dan Masjid Laweyan. Kami menyadari kalau APBD Solo juga tidak banyak,” katanya.

Advertisement

Meski demikian, Ahmad mengungkapkan takmir Masjid Al Wustho berharap dana perbaikan masjid bersejarah yang dikucurkan pemerintah sebaiknya dibagi dengan masjid bersejarah lainnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kondisi fisik bangunan agar tidak semakin membahayakan lantaran sudah termakan usia. Selain perbaikan atap bangunan masjid, Ahmad menjelaskan masjid tersebut masih minim kamar mandi. Saat ini, jelasnya, baru terdapat enam kamar mandi untuk putra dan satu kamar mandi untuk putri.

Sementara itu, disinggung perbaikan yang sudah dilakukan selama ini, Ahmad menjelaskan beberapa waktu terakhir pihaknya telah melakukan perbaikan dengan mengecat beberapa bagian masjid serta melakukan perbaikan paving. “Kalau estimasinya sekitar Rp120 juta. Kas kami belum mencapai sebesar itu. Semoga saja dalam waktu dekat kami mendapat tambahan dana agar proses penggarapannya segera selesai,” ungkapnya.

Masjid Al Wustho merupakan masjid milik Mangkunegaran yang sebelumnya berdiri di kawasan Pasar Legi. Oleh Mangkunagoro II, masjid tersebut dipindahkan ke dekat Pura Mangkunegaran. Masjid tersebut mengalami pemugaran besar-besaran pada zaman Mangkunagoro IV. Hingga kini, hamper seluruh bagian bangunan masjid tersebut belum pernah diganti.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif