Soloraya
Jumat, 20 Juli 2012 - 20:15 WIB

HARGA ANJLOK: Cabuk Hitam Serang Kembang Kol

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang petani kembang kol di Tawangmangu, Karanganyar, sedang memeriksa hasil panenannya, Jumat (20/7/2012) (JIBII/SOLOPOS/Indah Septiyaning W)

Seorang petani kembang kol di Tawangmangu, Karanganyar, sedang memeriksa hasil panenannya, Jumat (20/7/2012) (JIBII/SOLOPOS/Indah Septiyaning W)

KARANGANYAR—Petani kembang kol di Tawangmangu, Karanganyar mengeluhkan anjloknya harga jual kembang kol di tingkat petani hingga Rp1.000 per kilogram. Serangan hama cabuk hitam diduga pemicu anjloknya harga kembang kol.

Advertisement

Petani kembang kol di Tawangmangu Haryati ketika dijumpai Solopos.com di ladangnya, Jumat (20/7/2012) mengaku harga jual kembang kol dari petani Rp2.000 per kg. Padahal sebelumnya harga jual kembang kol per kilogram mencapai Rp3.000. Dia menuturkan serangan hama cabuk hitam menyebabkan kualitas kembang kol buruk.

Serangan hama tersebut menyebabkan tanaman rusak dan hasil panen turun sampai 25 persen. Haryati menyebutkan dalam sekali panen normal, produktivitas kembang kol mencapai tujuh kuintal. Namun lantaran beberapa tanaman  sayur kembang kol diserang hama cabuk hitam, hasil panen menurun menjadi tiga-empat kuintal.

“Bulan kemarin harga kembang kol masih Rp3.000 per kilo.  Sekarang sudah turun jadi Rp2.000 per kilonya,” katanya.

Advertisement

Senada disampaikan petani lain, Nanang yang mengeluhkan anjloknya harga kembang kol di tingkat petani. Dia bahkan mengeluhkan meroketnya sejumlah sayur mayur termasuk kembang kol di pasaran, namun tidak begitu dinikmati kalangan petani. Menurutnya, kenaikan harga sayur mayur di pasaran hanya dinikmati para spekulan atau pedagang di pasar.

“Harga kembang kol di pasaran Rp5000-Rp6.000 per kilogramnya. Tapi di tingkat petani hanya Rp2.000 per kg,” keluhnya.

Dia berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) memberi subsidi pupuk kepada petani karena sangat dibutuhkan untuk melindungi tanaman dari serangan hama.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif