Soloraya
Jumat, 20 Juli 2012 - 15:17 WIB

HAMA TIKUS: Gropyokan Mandek, Tikus Menyebar

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Lutfiyah)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Lutfiyah)

BOYOLALI – Pemberantasan hama tikus lewat gropyokan di Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono terhenti. Akibatnya, serangan hama tikus ini semakin mengganas.
Advertisement

Salah satu petani Desa Jembungan, Haryono mengatakan, gropyokan tikus ini sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Pemberantasan hama hewan pengerat ini berhasil menangkap ribuan ekor tikus. Namun demikian, gropyokan tidak dilakukan serentak. “Tidak semua petani melakukan gropyokan. Pemberantasan ini hanya rutin dilakukan di blok barat desa. Kini sudah mandek,” katanya saat ditemui wartawan di Banyudono, Jumat (20/7/2012).

Haryono menjelaskan, kegiatan ini berdampak positif untuk mengendalikan perkembangan hama tikus. Dengan demikian, hasil panen cukup bagus. Harga jualnya bisa mencapai Rp4juta-Rp5juta dengan luasan sawah 2.600m2-2.750m2. Ia menyayangkan, gropyokan yang berhenti. Sejumlah petani juga jarang mengontrol tanaman padinya. Alhasil, hama tikus kembali menyerang areal tanaman padi.

Menurutnya, hama tikus ini berkembang biak dengan cepat. Jika petani sedikit lengah membuat hama ini tumbuh pesat.
“Lahan saya hampir separuhnya diserang hama tikus. Padahal saya sudah berupaya maksimal untuk membasmi dengan memasang umpan beracun,” kata Wiyono, petani lain.

Advertisement

Akan tetapi, usahanya ini tidak dibarengi dengan gropyokan. Alhasil, padi miliknya diserang tikus sehingga hasilnya tidak maksimal. Menurutnya, serangan tikus yang menyebar ini lantaran tidak kompaknya para petani. Pemberantasan hama ini hanya diikuti beberapa petani saja.

Lebih lanjut Wiyono menerangkan, kondisi ini diperparah lantaran sawah garapannya terletak di perbatasan dengan Desa Guwokajen, Kecamatan Sawit yang tidak ada gropyokan. Sementara itu, Kades Jembungan, Kecamatan Banyudono, Agus Wahyono mengatakan, ia telah berulangkali mengajak para petani untuk antisipasi terhadap hama ini. Yakni, kontrol tanaman dan membersihkan pematang. “Masalahnya, petani kadang tidak bisa kompak saat gropyokan. Akibatnya, tikus leluasa menyerang dan berkembang pesat,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif