SOLOPOS.COM - Diskusi para pembuat film pendek Dear Parents, Rabu (18/7) (JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)
Diskusi para pembuat film pendek Dear Parents, Rabu (18/7) (JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)
JOGJA—Tidak mudah menjadi anak-anak berusia belasan tahun yang dipaksa dewasa sebelum usianya. Tuntutan itu muncul dari rutinitas yang mereka jalani karena berperan sebagai tulang punggung keluarga.
Ikut tertawa saat keluarga merasa senang, kendati makna bahagia terasa abstrak di benar mereka.
Mendapat uang dan menghidupi keluarga menjadi prioritas utama ketika memilih untuk menjadi pekerja seks anak, pekerjaan yang tidak sesuai dengan hati nurani meraka.
Penggalan pesan tersebut terekam dalam film pendek dokumenter Dear Parents, yang menjadi salah satu dari enam film pendek dalam video diary tentang pekerja anak dan pendidikan bertajuk Aku, Masa Depanmu Indonesia! yang akan diluncurkan Yayasan Kampung Halaman di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta, Kamis (19/7).
Selain pekerja seks anak, video berdurasi 70 menit yang dihasilkan para pekerja anak di Jakarta, Sukabumi, dan Makassar itu juga mendokumentasikan keseharian anak jalanan, pemulung anak, pekerja rumah tangga anak, serta pekerja pabrik anak.
Ketua Yayasan Kampung Halaman, Dian Herdiany mengatakan, video diary yang diproduksi ILO dan didanai Kementrian Luar Negeri Belanda ini sengaja dibuat sebagai metode yang dapat membantu para pekerja anak mengenali pengalaman hidupnya.
Ia mengatakan, setiap adegan di film tersebut diperankan disutradarai langsung oleh pekerja anak. Pembuatan video partisipatori ini melibatkan 41 pekerja anak di bawah 18 tahun, serta melibatkan proses pelatihan dan pendampingan selama 1,5 bulan sejak Mei 2012.(ali)