Soloraya
Selasa, 17 Juli 2012 - 17:36 WIB

WADUK GAJAH MUNGKUR Diminati Investor Belanda

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Waduk Gajah Mungkur (Ayu Abriyani/dok/Espos)

Waduk Gajah Mungkur (Ayu Abriyani/dok/Espos)

WONOGIRI--Investor dari negara Belanda berminat mengelola Waduk Gajah Mungkur (WGM) dengan nilai investasi sebesar Rp50 miliar. Tapi, pihak pemkab masih berfikir ulang untuk menyetujui hal itu. Sebab, pihak investor diprediksi akan lebih mendapatkan keuntungan saat pengelolaan dibanding nilai investasi yang diberikan ke Pemkab.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Wonogiri, Pranoto, saat Rapat Badan Anggaran di DPRD Wonogiri, Selasa (17/7/2012). Menurutnya, WGM mampu menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup besar jika dikelola dengan baik. Ia masih berharap WGM bisa dikelola dari dana APBD Kabupaten Wonogiri.

Saat ini pihaknya juga masih menunggu status tanah di WGM yang belum jelas. “Kami sudah menanyakan berulang kali pada Ditjen (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air). Katanya, surat tentang kejelasan sistem pinjam pakai dengan PJT (Perum Jasa Tirta) itu sudah disampaikan ke Kementerian Pekerjaan Umum. Tapi, sampai sekarang suratnya belum turun,” katanya.

Lahan milik Perum Jasa Tirta (PJT) I Wilayah Sungai Bengawan Solo itu telah digunakan sejak tahun 1980. Sebelumnya, rencana pengembangan kawasan objek wisata WGM sempat terganjal karena belum adanya surat rekomendasi terkait status tanah tersebut. Sehingga DPRD menunda penganggaran dalam Rancangan APBD 2012.

Advertisement

Pranoto menyatakan, sebenarnya sektor pariwisata sangat menjanjikan untuk menambah PAD murni. Ia berharap, jika detail engineering design (DED) WGM sudah jadi di tahun 2013, maka bisa dibangun seperti Taman Impian Jaya Ancol yang ada di Jakarta dan dibuka siang dan malam hari.

Ia berharap segera ada kejelasan tentang status tanah dari Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU). Pihaknya juga mengakui jika saat ini WGM memang terkesan kotor karena anggaran yang masuk untuk pengembangan WGM masih minim. Dana tersebut mencapai Rp200 juta per tahun untuk sarana dan prasarana.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif