News
Senin, 16 Juli 2012 - 16:55 WIB

PILKADA DKI: Demokrat Akui Foke-Nara Kalah di Putaran I Karena Pencitraan tak Maksimal

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Calon Wakil Gubernur Nachrowi Ramli dan Calon Gubernur yang juga pejabat petahana (incumbent) Fauzi Bowo dalam sebuah kegiatan kampanye beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Calon Wakil Gubernur Nachrowi Ramli dan Calon Gubernur yang juga pejabat petahana (incumbent) Fauzi Bowo dalam sebuah kegiatan kampanye beberapa waktu lalu. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

JAKARTA — Partai Demokrat mengakui kekalahan Foke-Nara dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta putaran pertama akibat faktor pencitraan yang tak maksimal meski bagian Humas sudah bekerja keras untuk memenangkan calon dari partai pemenang Pemilu 2009 itu.
Advertisement

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Melani Leimena menilai kemasan kampanye dari pasangan petahana Fauzi Bowo dengan Nachrowi Ramli kurang pas. Menurutnya, kadang seorang tokoh bagus menjadi buruk karena kemasan kampanye tidak pas. Sebaliknya kemasan kampanye yang baik bisa memunculkan tokoh yang terkesan menarik.

“Humasnya yang kurang. Humasnya harus mengemukakan keberhasilan selama lima tahun, masak yang terlihat macet dan banjir saja. Apa capaian selama lima tahun ini harus dikemukakan,” ujar Wakil Ketua MPR tersebut, Senin (16/7/2012). Dia menambahkan selain kinerja dan kampanyenya dibenahi, pasangan tersebut harus lebih banyak turun ke masyarakat.
Menurutnya, Foke, sapaan akrab untuk Fauzi Bowo, selama ini terkesan emosional dan tidak merakyat. Kesan-kesan seperti yang dikatakan Foke, ujarnya, harus diperbaiki dan lebih sering menemui konstituennya di semua lini. “Kita bisa mengimbau agar lebih lagi menyapa konstituen dan menanyakan masalah yang mungkin ingin dikemukakan rakyat,” ujar politisi wanita tersebut.

Sementara Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, I Gede Pasek Suardika sebelumnya mengatakan, pasangan tersebut hanya kalah pada babak pertama namun akan menang di babak akhir. “Andaikan ini permainan sepak bola, maka pasangan Foke-Nara ini hanya kalah di babak pertama. Tetapi saat wasit meniup pluit berakhirnya babak kedua, maka Foke-Nara yang menjadi pemenang,” ujarnya. Menurutnya, kegagalan meraih suara terbanyak pada putaran pertama karena banyak pemilih Foke-Nara yang sebelumnya sudah yakin akan menang besar sehingga tidak sempat datang ke TPS menggunakan hak pilihnya. Untuk itu, Partai Demokrat siap memenangkan pasangan tersebut dengan strategi yang lebih baik.

Advertisement

Sebagai pengusung utama pasangan Foke-Nara, kata Suardhika, Demokrat masih belum menentukan sikap akan berkoalisi dengan kandidat atau pun partai politik (parpol) lain. “Salah satu alasannya, Demokrat masih menunggu hasil perhitungan resmi Pilkada putaran I dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta pada 20 Juli mendatang,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif