Tokoh
Jumat, 13 Juli 2012 - 17:14 WIB

Agung Nugroho, Ancaman adalah Konsekuensi Berdakwah

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aging Nugroho (Nadhiroh/JIBI/SOLOPOS)

Aging Nugroho (Nadhiroh/JIBI/SOLOPOS)

Agung Nugroho beberapa hari belakangan ini sibuk. Ketua Forum Komunikasi Taman Pendidikan Alquran (Forkita) Kelurahan Sondakan, Laweyan, Solo itu mengirimkan pesan singkat atau SMS (short message service) ke sejumlah rekannya.

Advertisement

SMS itu berisi harapan Agung agar kegiatan Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) yang diselenggarakan Forkita pada pekan lalu bisa diakses banyak orang sehingga menjadi sarana dakwah. Pamflet tentang acara itu yang dibuat panitia disebarkannya.

Anak pertama dari dua bersaudara yang lahir dari pasangan suami-istri Supangat dan Endang Sri Sulistyowati itu mengaku senang dengan berbagai aktivitas dakwah. Lelaki kelahiran Solo, 2 April 1977, itu aktif di beberapa kegiatan keislaman.

Advertisement

Anak pertama dari dua bersaudara yang lahir dari pasangan suami-istri Supangat dan Endang Sri Sulistyowati itu mengaku senang dengan berbagai aktivitas dakwah. Lelaki kelahiran Solo, 2 April 1977, itu aktif di beberapa kegiatan keislaman.

Alumnus SD Tegalmulya, Sondakan, Laweyan, Solo tersebut senang dengan anak-anak. Bagi Agung, dunia anak itu menyenangkan. Dia merasa punya tanggung jawab untuk mendidik anak-anak tersebut.
”Mereka [anak-anak] yang akan menggantikan kita menjadi generasi penerus. Mereka perlu dibekali dengan pemahaman agama,” kata Agung.

Saat ditemui Solopos.com di Masjid Baiturrahman, Sondakan, Rabu (4/7/2012), lulusan SMPN 10 Solo itu mengaku pernah mendapatkan ancaman sewaktu akan mendirikan TPA di Desa Sanggrahan, Kecamatan Banyudono, Boyolali.

Advertisement

“Meski awal-awal sempat diancam, akhirnya TPA Hidayatul Islam berjalan sampai sekarang. Dulu, tokoh masyarakat merasa khawatir dengan TPA yang saya dirikan. Pernah ada remaja yang ikut kegiatan keagamaan tapi salah aliran dan malah menjadi stress,” papar lulusan D2 Pendidikan Guru TK (PGTK) Al Islam.

Agung yang merupakan pelatih futsal TK Nahdlatul Muslimat (NDM) Solo itu ikut mengantarkan anak-anak didiknya meraih juara I dan II pada turnamen futsal di SD Djam’atul Ichwan, Sondakan. Selain itu, asisten pelatih Korps Drumband TK NDM juga turut membawa anak didiknya menjadi juara umum drumband se-Soloraya di Universitas Veteran (Univet) Bangunan Nusantara Sukoharjo.

Selain aktif dengan kegiatan anak-anak, Agung juga menjadi anggota Banser dan Ansor Kota Solo. Dia  kerap hadir di acara-acara Banser atau Ansor. “Tujuannya  beramal saleh. Bukankah sebaik-baik umat adalah yang bisa berbuat baik bagi sesamanya,” kata Agung.

Advertisement

Ia menyatakan berbuat baik tidak harus hanya dengan sesama umat Islam. Dirinya bersama dengan anggota Banser lainnya pernah ikut menjaga gereja waktu terjadi bom bunuh diri di sebuah gereja di Solo beberapa waktu lalu. Sebagai anggota Banser di juga pernah diajak bersiaga sebagai anggota pasukan pengamanan gereja saat Natal.

Tamatan SMEA Batik 1 Solo itu menuturkan prinsip Banser sebagai Badan Otonom (Banom) Ahlussunah Wal Jamaah adalah membawa Islam sebagai agama rahmatan lil alamin. Agung tidak ingin memandang agama lain sebagai musuh tapi tetap berpegang pada QS Al Kafirun: 6 yang artinya untukmu agamamu dan untukku agamaku.

Dalam menjalani hidup ini, Agung berusaha bersyukur dengan apa yang diperolehnya. Baginya yang penting terus berikhtiar diiringi doa.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif