Soloraya
Rabu, 11 Juli 2012 - 20:51 WIB

BIOETANOL: Mojosongo Jadi Lokasi Percontohan Pengembangan Singkong

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Sri Sumi Handayani/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Sri Sumi Handayani/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI – Lahan seluas 15 hektar di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Mojosongo bakal dijadikan kawasan percontohan tanaman singkong sebagai bahan utama bioetanol.
Advertisement

Lurah Mojosongo, Mawardi mengatakan, kawasan percontohan tanaman singkong untuk bioetanol ini bantuan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Menurutnya, budidaya tanaman singkong ini akan digunakan sebagai bahan bakar alternatif. “Lahan yang digunakan sekitar 15 hektar yang tersebar di beberapa kampung. Antara lain di Ngadirejo, Gentan, Gatakbalak dan Pendekan,” katanya, Rabu (11/7/2012).

Mawardi menjelaskan lahan seluas 15 hektar tersebut merupakan tanah bekas kas desa. Proyek ini rencananya bakal diresmikan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM. Ia menjelaskan, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Mojosongo juga dikenal sebagai sentra penghasil buah pepaya. Di samping itu, kelurahannya juga produktif dengan tanaman ubi-ubian seperti singkong.

Menurutnya, petani di Mojosongo banyak yang membudidayakan singkong. Petani di daerahnya kebanyakan menanam singkong jenis Bogor. Pihaknya berharap, dengan adanya kawasan pengembangan singkong untuk bioetanol ini semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, warga setempat bisa turut aktif berpartisipasi.

Advertisement

Sementara itu, Asisten II Setda Boyolali, Juwaris menjelaskan, budidaya singkong untuk bioetanol dilakukan oleh Forum Kepemudaan Jawa Tengah. Pihaknya yakni Pemkab Boyolali memfasilitasi dengan menyiapkan lahan. “Pemkab menyiapkan lahan yang akan digunakan untuk singkong sebagai bahan bakar alternatif bioetanol,” tuturnya.

Juwaris menerangkan, lahan yang bakal dimanfaatkan adalah tanah bekas kas desa di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Mojosongo. Lahan ini awalnya disewa untuk ditanami tebu. Akan tetapi, musim tanam mendatang digunakan untuk menanam singkong. Menurutnya, singkong ini jenisnya seperti hibrida yang sekali tanam.

Lebih lanjut ia memaparkan, Boyolali terpilih karena tanaman singkong sangat cocok di wilayah ini. Di samping itu, ubi-ubian ini dinilai lebih ekonomis. Singkong ini bakal dikirim ke pabrik untuk dijadikan bioetanol. Selain itu, ampas singkong bisa digunakan untuk membuat kue atau pakan ternak. Tanaman ini akan diuji coba selama satu tahun. Jika percontohan ini berhasil, nantinya dikembangkan lebih luas lagi hingga mencapai 200 hektar.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif