Soloraya
Senin, 9 Juli 2012 - 20:18 WIB

ADI SOEMARMO: Sekda Siap Selesaikan Pembebasan Lahan KKOP Adi Soemarmo

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bandara Adi Soemarmo (JIBI/SOLOPOS/dok)

(JIBI/SOLOPOS/dok)

BOYOLALI—Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Sri Ardiningsih, berjanji segera menyelesaikan pembebasan lahan untuk kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP) Bandar Udara Adi Soemarmo.

Advertisement

Dia menyadari terdapat kegalauan warga mengingat pembebasan itu mulai diwacanakan 2008 lalu. Lebih khusus, dia mengatakan akan melihat kembali kasus sembilan warga di Gaten RT 003/RW 001, Desa Dibal, Ngemplak, Boyolali, yang hingga saat ini belum menyerahkan lahannya untuk dibebaskan.

“Pada prinsipnya semua masalah akan kami selesaikan. Kami akan lihat lagi. Beberapa warga yang secara administrasi belum selesai pastinya belum menerima realisasi,” kata Ardiningsih saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (9/7/2012) siang.

Dia mengonfirmasi sudah terjadi kesepatakan mengenai data lahan dan harga pada 2011 lalu. Ardiningsih meminta warga yang masih merasa ada ganjalan terkait hal itu langsung menemui Panitia Pengadaan Tanah (P2T) untuk mencari detil informasi. “Jadi tolong jika ada masalah langsung tanyakan kepada kami agar tak simpang siur,” tandasnya.

Advertisement

Disinggung mengenai keterangan warga terkait kesepakatan diadakannya re-negoisasi atau negoisasi ulang jika pembayaran melebihi waktu 120 hari setelah adanya kesepakatan itu, Ardiningsih mengaku bakal mencermati kembali informasi tersebut. Dia juga belum mencermati alasan warga meminta negosiasi ulang terkait nilai lahan.

“Memang ada tahapan pembayaran tapi untuk masalah itu [kesepakatan pembayaran tak melebihi waktu 120 hari dan re-negoisasi], kami belum cermati, yang jelas tak ada kendala keuangan” paparnya.

Seperti diberitakan,  Jumat (6/7) lalu, warga meminta negosiasi ulang soal harga lahan mengacu kesepakatan awal yang terjadi saat sosialisasi pembebasan lahan KKOP Adi Soemarmo di Balai Desa Dibal, 2011 lalu. warga juga menyoal adanya perbedaan presepsi terkait data objek lahan yang bakal dibebaskan itu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif