Lifestyle
Jumat, 6 Juli 2012 - 13:55 WIB

Karya Seni Perluas Dakwah

Redaksi Solopos.com  /  Nadhiroh  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ahli sosiologi Amir Mahmud (kiri) saat memberikan paparan dalam seminar nasional Akulturasi Seni & Budaya dari Timur Tengah ke Indonesia di Gedung I Sastra Arab FSSR UNS, Rabu (27/6/2012). (Nadhiroh/JIBI/SOLOPOS)


Ahli sosiologi Amir Mahmud (kiri) saat memberikan paparan dalam seminar nasional Akulturasi Seni & Budaya dari Timur Tengah ke Indonesia di Gedung I Sastra Arab FSSR UNS, Rabu (27/6/2012). (Nadhiroh/JIBI/SOLOPOS)

Sebagian besar masyarakat Indonesia adalah penganut agama Islam. Agama Islam datang ke Indonesia, ditegakkan dan dikembangkan oleh kaum pedagang muslim dari berbagai negara.

Advertisement

Penyiaran Islam mengalami perubahan, pergeseran maupun perkembangan di berbagai bagian kehidupan masyarakat. Akselerasi perkembangan Islam pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor ajaran Islam itu sendiri (akidah, syariah, akhlak) yang mudah dimengerti oleh semua lapisan masyarakat dan faktor tempat kelahiran Islam, yaitu Jazirah Arab.

Begitu pemaparan ahli sosiologi Amir Mahmud dalam seminar nasional Akulturasi Seni & Budaya dari Timur Tengah ke Indonesia di Ruang 307 Lantai III Gedung I Sastra Arab Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) Universitas Sebelas Maret (UNS), Rabu (27/6/2012).

Advertisement

Begitu pemaparan ahli sosiologi Amir Mahmud dalam seminar nasional Akulturasi Seni & Budaya dari Timur Tengah ke Indonesia di Ruang 307 Lantai III Gedung I Sastra Arab Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) Universitas Sebelas Maret (UNS), Rabu (27/6/2012).

”Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan tradisi dan budaya asli Indonesia. Islam di kawasan Timur Tengah bersatu dengan budaya sehingga orang sulit membedakan mana yang nilai Islam dan mana yang simbol budaya Arab,” jelas Amir.

Dosen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Solo itu menjelaskan Nabi Muhammad SAW dengan bimbingan Allah mengetahui sosiologi masyarakat Arab pada saat itu. Rasulullah SAW menggunakan tradisi Arab untuk mengembangkan Islam.

Advertisement

Amir berpendapat budaya dan segala atributnya pada dasarnya adalah konsep semiotik yang tidak dapat dipahami bila tidak memahami berbagai struktur budaya tertentu atas aturan-aturan semiotiknya.

Makna ini yang kemudian dicari dan dianalisis melalui bentuk-bentuk simbolis seperti patung-patung, kata-kata, lembaga-lembaga dan berbagai tingkah laku yang di setiap tempat tecermin secara aktual.

“Kekentalan pengaruh budaya dan ajaran Islam dari Timur Tengah di tiap-tiap tempat di Indonesia berbeda-beda. Ada masyarakat yang nuansa Islamnya kental dengan arsitektur bangunan, kaligrafi, nama-nama hari, seni tari dan musik,” lanjutnya.

Advertisement

Menurutnya, Indonesia tidak pernah mengalami Arabisasi total. Kuatnya peran organisasi keagamaan lokal, khususnya Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, mampu menyinergikan budaya lokal dan asing.

Seniman-seniman Jenius

Seni punya peran signifikan dalam penyebaran Islam. Orang Indonesia sebelum kedatangan Islam terkenal sebagai seniman-seniman jenius yang termasyhur. Islam mampu menjangkau segmen masyarakat pribumi termasuk para elitenya secara lebih luas dengan sarana seni.

Advertisement

” Sunan Kalijaga menggunakan wayang sebagai cara dakwah kepada penduduk biasa maupun elite sosial. Sunan Bonang menggunakan gamelan dalam melantunkan syair-syair keagamaan,” paparnya.

Amir mengutip tulisan Supartono Widyosiswoyo dalam buku Sejarah Kebudayaan Indonesia yang menyatakan Islam memberi pengaruh terhadap seni sastra nusantara. Sastra yang dipengaruhi Islam ini terutama berkembang di daerah sekitar Selat Malaka dan di Pulau Jawa.

Sekitar Selat Malaka merupakan kawasan perkembangan baru, sementara di Jawa merupakan perkembangan dari sastra Hindu-Buddha. Di pesantren membaca kitab kuning menggunakan bahasa dengan variasi lagu bersyair bahasa Jawa.

Menurut Amir, kebudayaan Islam bersumber dari ajaran Islam dalam  Alquran. Islam sama sekali tidak memisahkan antara sosial, budaya, pemerintah dan sebagainya, sepanjang tetap berada di dalam koridor syariat.

“Dasar-dasar kebudayaan Islam bersumber dari kebenaran. Yang penting jangan memvonis atau mengklaim kebenaran sehingga berbeda sikap dan kemudian mengafirkan,” katanya.

Budaya Timur Tengah memainkan peran yang elastis dalam upacara-upacara sosial budaya di Indonesia dalam wujud seni tari, seni musik, seni kaligrafi, sastra dan arsitektur.

Pembicara lainnya, Nanang Rizali,  mengemukakan Islam tidak memberikan atau menggariskan teori dan ajaran yang rinci tentang seni dengan bentuk-bentuknya.

Dosen Filsafat Seni dan Estetika FSSR UNS itu mengemukakan seni sebagai bahasa universal layak dijadikan sarana untuk mengajak berbuat baik (makruf) dan mencegah perbuatan tercela (mungkar) serta membangun kehidupan yang berkeadaban dan bermoral.

“Secara khusus seni yang bernapaskan Islam dasar pemikirannya adalah niat beribadah dan keikhlasan pengabdian kepada Allah dengan mengakomodasi nilai tradisi budaya lokal,” kata Nanang.

Guru Besar Seni Rupa-Kriya Seni FSSR itu mengemukakan konsepsi tauhid, akidah dan akhlak menyempurnakan dan memengaruhi secara positif proses berkarya seni. Diperlukan upaya terpadu yang lebih terbuka dengan wawasan yang tidak terbatas pada kajian kasat mata namun juga pada sesuatu yang bersifat transenden.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif