Solopos-fm
Jumat, 6 Juli 2012 - 11:45 WIB

Dinda, Barbie Solo Batik Carnival

Redaksi Solopos.com  /  Aksara Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SPFM/lia

[SPFM], Ajang Solo Batik Carnival (SBC) telah menjadi ikon Kota Solo. Kostum dan riasan SBC yang glamour dan sarat dengan unsure batik ini ternayata dapat menjadi inspirasi dalam membuat usaha yang unik dan kreatif. Siapa yang tidak mengenal sosok boneka Barbie. Boneka Barbie yang sangat popular selama ini lebih banyak dikenal sebagai boneka yang cantik, berpakaian modern, dan glamour. Akan tetapi, Barbie yang satu ini mungkin agak berbeda, namun tetap berpenampilan cantik dan menarik dengan balutan pakaian batik. Barbie SBC karya Budi Santosa dengan berkain batik menjadi karya khas yang cocok untuk koleksi dan juga oleh-oleh khas dari Kota Solo.

Advertisement

Budi Santosa mendirikan Dinda Barbie yang berawal dari usaha rumah tangga sejak beberapa tahun terakhir ini. Untuk mendapatkan bahan baku berupa boneka, Budi membelinya dari toko mainan. Sedangkan kain batik dan kain brokrat, didapatkan Budi dari limbah dari butik pakaian. Kostum ini dirancangnya sendiri dengan memanfaatkan limbah yang tersedia. Upaya kreatif ini dapat menekan biaya produksi seminimal mungkin. Dalam sehari, bersama 5 orang pekerjanya, Budi dapat menghasilkan 2 kostum SBC ukuran besar dan 10 kustum SBC ukuran kecil. Budi mentargetkan dalam sehari bisa menghasilkan 20 biji boneka berkostum SBC agar dapat memenuhi pesanan.

SPFM/lia

Harga dari Barbie SBC buatan Budi bervariasi sesuai dengan tingakt kesulitan dan banyaknya bahan yang dibutuhkan. Untuk Barbie dengan kostum SBC, dijual dari Rp 35 ribu untuk ukuran kecil hingga Rp 500 ribu untuk boneka besar dalam kotak kaca. Rumah Budi di RT 3 RW 3 Pucang Sawit, Jebres, Solo, menjadi bengkel sekaligus show room dari kayanya. Budi dan keluarga juga menjual Barbie Batik itu di Pasar Jumat, Karanganyar dan Night Market Ngarsopuro, Solo.

Advertisement

Sejumlah usaha tentu menemui kendala dalam pengembangannya. Menurut Budi, dalam mengembangkan Dinda Barbie ini, dirinya mengalami kesulitan mencari pengrajin. Budi menjelaskan dalam proses pembuatannya diperlukan pengrajin yang telaten dan kreatif. Ukuran boneka yang kecil dengan detil kostum yang bervariasi menjadi tantangan tersendiri dalam proses pembuatannya. Namun dengan ketekunannya, usaha ini telah membuahkan hasil. Budi juga memberikan kesempatan kerja bagi rekan dan tetangga sekitar untuk membantunya dalam proses produksi. Selain menciptakan lapangan pekerjaan, usaha ini juga menjadi promosi tersendiri bagi SBC dan kota Solo.

SPFM/lia

Untuk mempromosikan usahanya, Budi mengikuti sejumlah pameran. Budi juga memanfaatkan sejumlah event untuk promosi, seperti mengikuti night market Ngrasopuro maupun event sejenis. Hingga kini peminat Barbie SBC karya Budi cukup banyak. Sejumlah wisatawan juga membelinya sebagai cinderamata. Budi menjelaskan sejumlah turis yang pernah membeli, di antaranya turis asal China, Malaysia, dan Singapura. Mereka memborong Barbie Batik karyanya. [SPFM/rda/lia]

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif