Soloraya
Rabu, 4 Juli 2012 - 19:50 WIB

PERAMPOKAN DI CEPOGO, Polisi Tak Temukan Sidik Jari

Redaksi Solopos.com  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

BOYOLALI—Jajaran Polres Boyolali, Rabu (4/7/2012), mengorek keterangan saksi-saksi terkait kejadian perampokan disertai pembacokan di Kadipiro RT 012/RW 003, Desa Genting, Cepogo, Boyolali, Senin (2/7) malam.

Advertisement

Terdapat saksi yang mengetahui keluarnya kawanan perampok dari rumah korban, Slamet, 49. Hal itu disampaikan Kapolsek Cepogo, AKP Bambang RM kepada wartawan, Rabu siang. “Dua orang saksi melihat pelaku lari keluar dari rumah korban. Ada dua yang loncat dari pagar setinggi sekitar empat meter. Sementara juga ada empat orang yang lari dari dalam rumah,” kata Bambang mewakili Kapolres Boyolali, AKBP Hastho Rahardjo.

Sementara ini, Bambang menyimpulkan ada enam pelaku dalam kejadian itu. Selain itu, dia menduga ada seorang rekan pelaku yang bersiaga di dalam mobil jenis Toyota Avansa. “Mobilnya tak dimatikan, jadi mungkin saja masih ada pelaku di dalam mobil,” tambahnya.

Saksi itu, lanjut dia, merupakan warga yang rumahnya berada di sekitar 50 meter dari rumah korban. Bambang menerangkan saksi itu sempat bertanya kepada salah satu anggota kawanan perampok saat mobil pelaku diparkir di samping rumah korban.

Advertisement

Namun, dia meninggalkan lokasi karena orang yang dimaksud memastikan tak ada masalah di rumah Slamet. Spontan, saksi melihat memastikan kondisi saat dia mendengar korban berteriak. “Saksi sempat menduga kawanan itu merupakan tamu yang ingin menyelesaikan permasalahan di rumah korban. Korban berteriak ‘Allahuakbar’ jadi dia [saksi] tak curiga,” beber Bambang.

Sementara itu, terus Bambang, saksi lain menerangkan melihat mobil semacam Toyota Avansa melaju kencang di jalan kampung. Sayangnya, saksi itu tak bisa memastikan kemana arah mobil setelah tiba di jalan Selo-Boyolali atau muka gang kampung Kadipiro. “Saksi lain melihat mobil Avansa melaju kencang dan mengedimkan lampu,” imbuhnya.

Terpisah, Kasatreskrim Polres Boyolali, AKP Dwi Haryadi, mengatakan penyidik hanya bisa memaksimalkan pendalaman kejadian itu dari keterangan saksi. Tak ditemukan sidik jari pada barang pelaku yang tertinggal di rumah korban. Barang itu berupa dua buah topi dan sebuah sarung celurit. “Tak ada sidik jari. Ada pada bercak darah tapi sudah rusak,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Rabu sore.

Advertisement

Selain itu, saksi-saksi juga tak mengenali dokumen milik Polres Boyolali sebagai media pembantu pengenalan identitas pelaku. “Tadi kami tunjukkan foto-foto, seperti residivis. Tapi belum ada yang mengarah,” tandasnya.

Dwi mengatakan belum mengolah ingatan saksi ke dalam sketsa wajah pelaku. Dia mengandalkan keterangan saksi sebagai petunjuk langkah penyidikan. Disinggung mengenai kejahatan pencurian dengan target emas yang terjadi sebelumnya, yakni di Andong dan Mojosongo, Dwi mengaku belum menganalisa keterkaitan masing-masing kejadian tersebut. “Analisa kami belum sampai situ,” imbuhnya.

Seperti diberitakan SOLOPOS edisi Rabu (4/7), perampokan disertai pembacokan oleh kawanan terhadap seorang pemilik dua toko emas bernama Slamet, warga Kadipiro, Genting, Cepogo itu. Slamet menderita sejumlah luka bacok dan hartanya berupa emas empat ons serta uang tunai Rp10 juta digondol perampok.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif